kievskiy.org

Emmanuel Macron: Prancis Buka Pintu untuk Akui Negara Palestina, Kami Berutang pada Mereka

Ilustrasi aksi demo solidaritas terhadap Palestina.
Ilustrasi aksi demo solidaritas terhadap Palestina. /Pexels/TIMO

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Prancis, Emmanuel Macron menegaskan bahwa pengakuan negara Palestina tidak lagi tabu bagi negaranya. Hal itu menunjukkan, Paris dapat membuat keputusan jika upaya untuk solusi dua negara terhenti karena oposisi Israel penjajah.

Pengakuan sepihak Prancis tidak akan banyak mengubah situasi di lapangan tanpa negosiasi yang benar, tetapi akan menimbang secara simbolis dan diplomatis.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyuarakan oposisi terhadap kedaulatan Palestina. Dia mengatakan, tidak akan berkompromi pada kontrol keamanan penuh Israel penjajah di sebelah barat Yordania dan hal itu bertentangan dengan negara Palestina.

Anggota parlemen Prancis memberikan suara pada 2014 untuk mendesak pemerintah mereka mengakui Palestina. Sebuah langkah simbolis yang berdampak kecil pada sikap diplomatik Prancis.

Pernyataan Emmanuel Macron pun menandakan pertama kalinya seorang pemimpin Prancis membuat saran seperti itu dan menyoroti ketidaksabaran lebih lanjut di antara para pemimpin Barat. Sebab, korban jiwa semakin meningkat di Gaza, yang kini telah mencapai lebih dari 28.000 orang.

"Mitra kami di kawasan ini, terutama Yordania, sedang mengerjakannya, kami sedang mengerjakannya bersama mereka. Kami siap berkontribusi untuk itu, di Eropa dan di Dewan Keamanan. Pengakuan negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis," kata Emmanuel Macron bersama Raja Yordania Abdullah II di Paris, Sabtu 17 Februari 2024.

"Kami berutang kepada Palestina, yang aspirasinya telah diinjak-injak terlalu lama. Kami berutang kepada Israel yang hidup melalui pembantaian anti-Semit terbesar abad ini. Kami berutang kepada wilayah yang rindu untuk melarikan diri dari para promotor kekacauan dan mereka yang menabur balas dendam," tuturnya menambahkan.

Negara Barat Menekan Israel Penjajah

Komentar Emmanuel Macron kemungkinan ditujukan untuk menambah tekanan pada Israel penjajah. Apalagi, serangan udara dan darat besar-besaran Israel penjajah di Gaza yang kecil dan padat penduduk telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina, meratakan daerah-daerah yang dibangun, dan menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Sementara sebagian besar negara berkembang mengakui Palestina sebagai sebuah negara, sebagian besar negara-negara Eropa Barat tidak. Alasannya, negara Palestina merdeka harus muncul dari negosiasi dengan Israel penjajah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat