kievskiy.org

Presiden Palestina: Rencana 'Day After' Netanyahu Ditakdirkan Gagal

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. /Reuters/Jim Young

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tajam mengkritik rencana 'day after' alias 'sehari setelah' yang digagas oleh Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu. Abbas memastikan rencana itu tidak akan mungkin mencapai keberhasilan.

“(Rencana Day After Netanyahu) ditakdirkan untuk gagal," kata juru bicara Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, dilansir dari Al Jazeera, Sabtu, 24 Februari 2024.

“Jika dunia menginginkan keamanan dan stabilitas di kawasan, dunia harus mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina dan mengakui negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” kata dia, lewat keterangan untuk kantor berita negara Palestina, Wafa.

'Day After' merupakan proposal resmi pertama Netanyahu, mengenai apa yang terjadi setelah perang di Gaza pecah per 7 Oktober 2024, di mana Israel telah membunuh lebih dari 29.000 warga Palestina.

Menurut dokumen tersebut, Israel akan mempertahankan kontrol keamanan dan militer atas seluruh wilayah barat Yordania, termasuk Tepi Barat dan Gaza yang diduduki, wilayah di mana Palestina ingin mendirikan negara merdeka.

Dalam daftar tujuan jangka panjangnya, Netanyahu juga menolak “pengakuan sepihak” atas negara Palestina. Dia mengatakan penyelesaian dengan Palestina hanya akan dicapai melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak. Namun, tidak disebutkan siapa pihak Palestina yang akan menjadi perwakilan.

Sebagai tanggapan, Jubir Abbas, Abu Rudeineh menolak segala upaya untuk memisahkan pemerintahan di Gaza dari Tepi Barat.

“Gaza hanya akan menjadi bagian dari negara Palestina yang merdeka… Setiap rencana yang bertentangan pasti akan gagal. Israel tidak akan berhasil dalam upaya mengubah realitas geografis dan demografis di Jalur Gaza," ucap dia.

“Rencana yang diusulkan Netanyahu bertujuan untuk melanggengkan pendudukan Israel di wilayah Palestina dan mencegah berdirinya negara Palestina,” tutur Abu Rudeineh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat