kievskiy.org

Tak Cukup Dihujani Bom dan Peluru, Rakyat Palestina Dibunuh Kelaparan

Warga Palestina berkumpul untuk menerima sekantong tepung yang didistribusikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), di tengah konflik, di Rafah di selatan Jalur Gaza 1 Februari 2024.
Warga Palestina berkumpul untuk menerima sekantong tepung yang didistribusikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), di tengah konflik, di Rafah di selatan Jalur Gaza 1 Februari 2024. / REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Seorang bayi Palestina berusia dua bulan meninggal akibat kelaparan. Media lokal melaporkan kejadian mengerikan itu dari Gaza utara. Kini, Israel Penjajah bukan hanya menggunakan bom sebagai alat genosida, melainkan juga wabah kelaparan di seantero wilayah Gaza yang 'tersisa'.

Israel dituding sengaja menahan semua bantuan kemanusiaan yang datang dari seluruh penjuru dunia, di perbatasan alias pintu masuk menuju Jalur Gaza. Hal ini disebut-sebut bertujuan untuk melanggengkan kelaparan sebagai senjata perang.

Bersamaan dengan situasi kelaparan akut tersebut, setidaknya 10 orang Palestina tewas dalam penembakan Israel Penjajah terhadap sebuah rumah di Beit Lahiya, Gaza utara.

Sehari sebelumnya, Sabtu, 24 Februari 2024, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya tujuh orang, termasuk seorang anak, di Rafah, dalam serangan mematikan terbaru mereka di kota terbesar di Jalur Gaza selatan itu.

"Serangan udara Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal milik keluarga Shahin pada Sabtu, yang menampung pengungsi dari keluarga Abu Hamra dan Abu Sultan," demikian kanal berita negara Palestina Wafa melaporkan, dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 25 Februari 2024.

Baca Juga: AS 'Ngambek' Israel Penjajah Perluas Permukiman Yahudi di Palestina

Menurut tim Al Jazeera di Rafah, serangan udara tersebut menghantam jalan yang padat menuju pasar, menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan mobil. Mayat-mayat berserakan di jalanan, termasuk perempuan, anak-anak, hingga orang tua.

“Ibu saya… ayah saya… Mereka melarikan diri dari Khan Younis. Saya membawa mereka ke sini untuk berlindung di rumah saya… Mereka lolos dari kematian di Khan Younis tapi mati di tangan saya… Bagaimana saya bisa hidup setelah mereka pergi?" ujar seorang pria Palestina.

“Bunuh saya! Supaya saya bisa bergabung dengan mereka," ujar pria tersebut berbicara lantang pada pasukan Israel Penjajah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat