kievskiy.org

Anak di Palestina Harus Cari Makanan dari Kamp ke Kamp agar Keluarganya Tak Kelaparan

Warga Palestina yang mengungsi berlindung di sebuah kamp tenda di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Warga Palestina yang mengungsi berlindung di sebuah kamp tenda di Rafah di Jalur Gaza selatan. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Mohammed Zo'rab harus pergi dari pusat pengungsian ke pusat pengungsian di Rafah, Gaza, Palestina, mencari makanan. Bocah 11 tahun itu membawa mangkuk plastik besar, terus melangkahkan kakinya agar perut keluarganya terisi.

Selain mencari makanan di pusat pengungsian, dia juga kerap menyusuri kamp-kamp sementara di tepi jalan, tempat tinggal sementara para pengungsi yang menderita seperti keluarganya.

Langkah kaki bocah itu juga menuju ke rumah sakit, menyusuri banyak tempat yang masih mendidihkan panci berisi makanan di atas api terbuka.

"Saat saya kembali ke keluarga saya dengan makanan ini, mereka bahagia dan kami semua makan bersama," kata Mohammed, "kadang-kadang saya pulang dengan tangan kosong dan saya merasa sedih."

Bocah 11 tahun itu adalah anak pertama dari empat bersaudara yang tinggal dengan ibu, ayah, dan tiga saudaranya di tempat penampungan beratap plastik dan terpal.

Ayahnya bernama Khaled. Pria yang menjelajahi sekitar Rafah, mencari pekerjaan apa saja untuk mengumpulkan 5 shekel atau sekira Rp20.000 untuk membeli popok Howaida, adik Mohammed yang berusia dua bulan.

Mohammed bahkan berbagi cerita ihwal kemampuannya menyelinap di antara kerumunan orang yang tengah antre makanan. "Saat antrean sedang ramai dan ada hampir 100 orang di depan saya, saya menyelinap di antara mereka," kata dia.

Saat mendapat makanan, Mohammed kembali ke tempat penampungan. Menyerahkan semangkuk kacang panggang kepada Samar, ibunya. Samar, 31 tahun, lantas membagikan makanan itu kepada anak-anaknya.

Selain berjuang di tengah keterbatasan, Samar juga berjuang melawan penyakit yang dideritanya. "Saya menderita kanker di tulang saya," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat