PIKIRAN RAKYAT - Israel penjajah akan mengizinkan warga Palestina memasuki dan beribadah di masjid Al Aqsa di Yerusalem selama awal Ramadhan 2024. Namun, jumlah orang yang masuk akan dibatasi.
Aturan mengenai jumlah jemaah yang masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, pemerintahan Benjamin Netanyahu tidak menyebutkan secara spesifik berapa jumlah pastinya.
Di tengah pembantaian warga Palestina di Gaza, Israel penjajah berencana untuk membatasi akses ke tempat suci selama bulan puasa. Mereka menjadikan 'kebutuhan keamanan' sebagai dalih melakukan tindakan tersebut.
Warga Palestina pun banyak yang tidak terima dengan pembatasan yang diterapkan Israel penjajah. Apalagi, Masjid Al Aqsa beridiri di atas tanah Palestina, tetapi diklaim sebagai wilayah Israel.
Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu situs paling suci di dunia bagi umat Islam. Bangunan itu berdiri di puncak bukit di Kota Tua Yerusalem di sebuah kompleks yang juga dihormati oleh orang Yahudi sebagai sisa dari dua kuil kuno mereka.
Israel penjajah merebut situs itu dalam perang Timur Tengah 1967 dan secara ilegal mencaploknya bersama sisa Yerusalem Timur. Padahal, wilayah tersebut akan dijadikan ibu kota negara oleh Palestina.
Penggerebekan polisi Israel penjajah, kunjungan oleh pejabat Yahudi, dan pembatasan akses Palestina ke situs tersebut telah menjadi sumber gesekan di masa lalu. Terutama selama liburan, termasuk Ramadhan, yang dimulai sekitar 10 Maret 2024.
Keputusan itu datang dalam kesepakatan dengan pejabat tinggi keamanan Israel penjajah selama pertemuan tentang persiapan menjelang Ramadhan.
"Selama minggu pertama Ramadhan, masuknya jemaah ke Bukit Bait Suci (nama Yahudi untuk Al-Aqsa) akan diizinkan, mirip dengan jumlah tahun-tahun sebelumnya," kata pernyataan kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Selasa 5 Maret 2024.