kievskiy.org

PBB: 10 Ribu Perempuan Tewas di Jalur Gaza Akibat Serangan Israel Penjajah

Wanita Palestina bereaksi, ketika jenazah warga Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel di sekolah Ma'an di sebelah timur Khan Younis pada 5 Desember 2023.
Wanita Palestina bereaksi, ketika jenazah warga Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel di sekolah Ma'an di sebelah timur Khan Younis pada 5 Desember 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari 10 ribu perempuan di Jalur Gaza dilaporkan tewas akibat serangan Israel penjajah yang berlangsung selama enam bulan terakhir. Data tersebut dirilis oleh UN Women pada Rabu 17 April 2024.

Diketahui, UN Women merupakan lembaga PBB yang bertujuan untuk mengatasi ketimpangan gender dan meningkatkan pemberdayaan perempuan di dunia.

Selain itu, para perempuan yang selamat dari serangan udara sering kali menghadapi penderitaan yang menghancurkan, termasuk kehilangan tempat tinggal, kehilangan suami, dan menghadapi krisis kelaparan yang mengancam kehidupan mereka.

Dalam data laporan yang sama juga menunjukan sekitar 19 ribu anak di Jalur Gaza menjadi yatim piatu karena kehilangan ibu mereka akibat perang.

Laporan PBB menyatakan bahwa perempuan di Jalur Gaza mengalami dampak perang secara beragam, dengan perang di Gaza dianggap setara dengan perang yang dilancarkan terhadap perempuan.

Adapun Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa perang di Gaza telah menyebabkan kematian 33.843 orang dan melukai 76.575 lainnya sejak dimulainya serangan pada 7 Oktober 2023.

1 Juta Perempuan di Gaza Alami Kelaparan

Lebih dari satu juta perempuan di Gaza menghadapi ancaman kelaparan yang serius, dengan kurangnya akses terhadap makanan, air bersih, dan sanitasi yang layak.

Kondisi ini meningkatkan risiko kesehatan bagi mereka, terutama bagi ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan asupan air dan gizi yang memadai.

Sebelumnya, Maret 2024, Direktur Eksekutif UN Women, Sima Bahous, menyampaikan bahwa kondisi saat ini bagi perempuan di Gaza sangat mengkhawatirkan di tengah serangan Israel.

"Para perempuan di Gaza mengalami kekurangan makanan, kurangnya akses ke fasilitas sanitasi, bahkan harus melahirkan tanpa akses terhadap air yang memadai. Ini kondisi yang sangat mengkhawatirkan," ungkap Direktur Eksekutif UN Women, Simon Bahous.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat