kievskiy.org

Kim Yo-jong Bantah Kerja Sama Militer dengan Rusia: Senjata Korea Utara Tidak untuk Diekspor

Kim Yo Jong menyebut bahwa AS harus menghentikan apa yang dikatakannya sebagai tindakan bodoh.
Kim Yo Jong menyebut bahwa AS harus menghentikan apa yang dikatakannya sebagai tindakan bodoh. /Reuters/Jorge Silva Reuters/Jorge Silva

PIKIRAN RAKYAT - Kim Yo-jong, adik perempuan dari pemimpin Korea Utara, secara tegas menolak tuduhan tentang kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow.

Dalam pernyataannya yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kim menegaskan bahwa senjata Korea Utara dirancang semata-mata untuk menargetkan Seoul, bukan untuk diekspor ke Rusia.

Sebagai wakil direktur departemen Partai Pekerja Korea yang berkuasa, Kim Yo-jong menyoroti bahwa Korea Utara tidak memiliki niat untuk mengekspor kemampuan teknis militer mereka ke negara manapun atau membukanya untuk umum.

Pernyataan ini muncul di tengah kecurigaan bahwa Korea Utara telah memasok senjata ke Rusia untuk mendukung perang di Ukraina.

Menurut Kim, tuduhan tersebut adalah paradoks yang tidak masuk akal. Ia menjelaskan bahwa senjata taktis Korea Utara, termasuk peluncur roket dan rudal, dimaksudkan untuk menghalangi keterlibatan Korea Selatan dalam latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat.

Korea Utara telah lama mengecam latihan militer sekutunya sebagai persiapan untuk invasi, sementara Seoul dan Washington menggambarkannya sebagai latihan defensif.

Kim menekankan bahwa fokus mereka adalah membuat kesiapan perang dan penangkal perang tentara mereka lebih baik, sehingga musuh tidak mampu mengatasi inferioritas kemampuan militer.

Sementara itu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, baru-baru ini memeriksa lokasi pengembangan senjata tanpa mengeluarkan pesan-pesan yang bersifat permusuhan terhadap Korea Selatan. Ini menimbulkan spekulasi bahwa Korea Utara telah meningkatkan produksi senjata untuk diekspor ke Rusia.

Pada 10 Mei, Kim Jong-un mengawasi uji penembakan peluru kendali untuk versi yang diperbarui dari sistem peluncur roket ganda 240 mm, yang diyakini menargetkan wilayah ibu kota Korea Selatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat