/photo/2024/06/22/146964256.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Liliek Marhaendro menyatakan, persediaan obat batuk untuk jemaah haji masih banyak, baru digunakan sekitar 60% dari persediaan yang ada. Liliek juga memastikan oralit bisa dipakai untuk mengurangi gejala batuk.
“Masih banyak, baru terpakai 60 persen dari stok yang ada,” ujar Liliek, saat dikonfirmasi mengenai stok obat batuk untuk jemaah haji di Mekah, Kamis, 27 Juni 2024 Waktu Arab Saudi (WAS).
Hal ini menjawab mengenai apa yang disampaikan anggota TIm Pengawas (Timwas) DPR, Andi Yuliani Paris, soal stok obat batuk habis sehingga jemaah haji asal Pandeglang hanya diberikan oralit.
“Kemungkinan belum di-droping (dari KKHI ke klinik satelit atau klinik yang berada di sektor),” ujarnya.
Mengenai pemberian oralit bagi jemaah yang sakit batuk, menurut Liliek, hal itu sudah tepat. Pasalnya, dengan meminum oralit, bisa mengurangi gejala batuk. “Karena fungsi Nacl untuk mengencerkan dahak,” ujarnya menerangkan.
Lebih lanjut Liliek menjelaskan, lapisan perlindungan saluran napas bagian atas terdiri dari dua lapisan, yaitu cairan kental atau gel layer dan cairan bening atau sol layer.
“Saat dehidrasi atau cuaca panas, maka lapisan sol layer atau solusio layer atau lapisan bening tersebut mudah menguap dan kering sehingga tersisa lapisan gel yang lengket dan bikin batuk,” ucapnya.
Karena lapisan silia atau bulu getar saluran napasnya lengket, masih kata Liliek, maka perlu diencerkan segera dengan minum banyak yang mengandung elekrolit fisiologis atau NaCl fisiologis yang ada dalam kandungan pocari ion water ataupun oralit yang mudah didapatkan.
“Bisa juga dengan di-nebulizer atau diuap dengan AaCl 0,9%. Yang termudah, diberikan oralit untuk mengencerkan lapisan solusio layer yang menguap dan harus diminum sering supaya lapisan tersebut segera terbentuk dan tidak kering,” pungkasnya.