kievskiy.org

AS Kirim Bom Seberat 230 Kg ke Israel Penjajah, Beri Ukuran 'Mini' Biar Gaza Selamat

Salah satu sudut Gaza yang hancur akibat serangan bom Zionis.
Salah satu sudut Gaza yang hancur akibat serangan bom Zionis. REUTERS/Hatem Khaled

PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat (AS) sepakat untuk melanjutkan pengiriman bom seberat 500 pon atau setara 230 kilogram ke Israel Penjajah. Gedung Putih beri bom ukuran lebih kecil supaya Gaza tidak diserang.

Sebelumnya, AS memasok bom berkekuatan 2.000 pon (907 kilogram) terus menerus untuk persediaan senjata Israel Penjajah. Namun, AS memutuskan 'menahan' pengiriman bom ukuran tersebut dan menggantinya dengan yang lebih ringan.

Hal itu, menurut seorang pejabat AS yang tak ingin disebutkan Namanya, adalah karena kekhawatiran bom dijatuhkan lagi di wilayah padat penduduk Gaza.

Sejak Mei, AS menghentikan satu pengiriman bom seberat 2.000 pon (900kg) dan 500 pon (230kg) karena kekhawatiran atas dampak senjata tersebut, selama invasi darat ke kota Rafah di selatan.

“Kami sudah jelas bahwa kekhawatiran kami adalah pada penggunaan akhir dari bom seberat 2.000 pon tersebut, khususnya untuk agresi militer Rafah Israel yang telah mereka umumkan,” kata sumber, dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 11 Juli 2024.

Baca Juga: Hizbullah Janji Langsung Setop Serang Israel, Asal Gencatan Senjata di Gaza Tercapai

Beda Kekuatan

Saat diledakkan, bom seberat 230 kilogram dapat menyebabkan kerusakan parah atau membunuh segala sesuatu dan siapa saja dalam radius ledakan 20 meter (65 kaki).

Sementara bom seberat 2.000 pon alias 900 kilogram memiliki radius kehancuran sejauh 35 meter dari titik ledakan.  Perhitungan ini berdasarkan penelitian dan analisis kebijakan pertahanan oleh Project on Defense Alternatives (PDA).

Pejabat AS mengatakan pengiriman bom seberat 500 pon merupakan pengiriman yang sama dengan bom seberat 2.000 pon, yang menyebabkan terhentinya pengiriman bom yang lebih kecil ke Israel.

“Kekhawatiran utama kami adalah potensi penggunaan bom seberat 2.000 pon di Rafah dan tempat lain di Gaza,” kata pejabat itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat