PIKIRAN RAKYAT - Dunia sudah mulai melihat perkembangan positif dari adanya vaksin Covid-19 di masa pandemi tahun 2020 ini.
Pasalnya, beberapa vaksin yang kini dikembangkan seperti Pfizer/BioNTech dan Moderna diklaim sudah bisa 90 persen cegah pandemi Covid-19.
Hal ini menimbulkan munculnya harapan baru negara-negara di dunia untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19.
Baca Juga: Temukan Aksi Kekerasan pada Warga Sipil, Komisi HAM Afganistan Menuntut Penyelidikan pada Inggris
Sayangnya hal ini diperkirakan tidak akan terjadi semulus yang direncanakan.
Meskipun vaksin Covid-19 sudah disetujui untuk digunakan dan didistribusi secara luas, negara miskin-berkembang diketahui akan mendapatkan diskriminasi. Ini sebagai hasil karena pengiriman vaksin Covid-19 diprediksi akan terjadi lebih lama.
Mengapa hal demkian bisa terjadi?'
Baca Juga: Gara-gara Babi Berperut Buncit, Seorang Wanita di Texas Tega Meninju Petugas Kepolisian
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al-Jazeera, negara miskin-berkembang harus mengantre terlebih dahulu karena pesanan vaksin Covid-19 sudah banyak dilakukan oleh para negara-negara maju dan kaya.
Persoalan kesetaraan akses terhadap vaksin Covid-19 telah menjadi kekhawatiran banyak pihak di dunia. Para pakar memperingatkan bahwa sementara negara kaya bisa lancar melakukan vaksinasi Covid-19 sampai akhir 2021, negara miskin dan berkembang bakal menghadapi tantangan besar yang menghambat akses mereka terhadap vaksin.