kievskiy.org

Konflik GKI Yasmin Berakhir, Pemkot Bogor Hibahkan Lahan untuk Sarana Ibadah di Lokasi Lain

Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) menunjukkan surat pemberian hibah lahan kepada perwakilan Majelis Jemaat GKI di Sekretariat Gereja Kristen Indonesia Pengadilan, Jalan Pengadilan, Kota Bogor,Minggu 03 Juni 2021.
Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) menunjukkan surat pemberian hibah lahan kepada perwakilan Majelis Jemaat GKI di Sekretariat Gereja Kristen Indonesia Pengadilan, Jalan Pengadilan, Kota Bogor,Minggu 03 Juni 2021. /Pikiran Rakyat/Windiyati Retno

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota Bogor resmi menghibahkan lahan untuk pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di kawasan Jalan Abdullah Bin Nuh, Kelurahan Cilendek Barat, Bogor Barat, Minggu 13 Juni 2021.

Hibah tersebut sekaligus merupakan upaya penyelesaian konflik pembangunan GKI di Taman Yasmin yang sempat menuai kontroversi pada 2006 lalu.

Seperti diketahui, konflik GKI Yasmin sempat mendapatkan perhatian dunia karena dugaan intoleransi kebebasan beribadah.

Wali Kota Bogor Bima Arya berucap syukur karena perjalanan panjang konflik GKI Yasmin ini kini telah berada di ujung. Menurut Bima, setelah 15 tahun energy dicurahkan untuk menyelesaikan, konflik toleransi ini dapat dipecahkan bersama-sama.

Baca Juga: Kasus Penyegelan GKI Yasmin Bogor YLBHI: Ini Pelanggaran HAM yang Sudah Berlarut

“Banyak proses yang dilalui. Dalam catatan kami, ada 30 pertemuan resmi, 100 lebih pertemuan informal untuk mencari ujung penyelesaian. Hari ini bukti bahwa untuk menyelesaikan permasalahan untuk menjamin hak semua, sekaligus realisasi komitmen Pemkot menuntaskan kebutuhan rumah ibadah dengan semangat hak kerukunan dan kedamaian,” ujar Bima Arya dalam konferensi pers di Sekretariat GKI Pengadilan, Jalan Pengadilan, Kota Bogor, Minggu 13 Juni 2021.

Menurut Bima, langkah yang ditempuh Pemkot Bogor merupakan hasil kerjasama dari semua pihak.

Bima mengatakan, proses hibah yang dijalankan tidak mungkin terjadi tanpa dukungan warga Cilendek Barat, Forum Kerukunan Umat Beragama, Sinode, dan Tim Tujuh.

“15 tahun ini kita buktikan enggak ada yang tidak selesai ketika ruang dialog dikedepankan, juga budaya lokal kearifan persaudaran yang jadi solusi bagi masalah yang rumit sekalipun,” ucap Bima.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat