kievskiy.org

Ironi di ‘Surga’ Industri Bekasi, Tingginya Jumlah Pengangguran Tak Sejalan dengan Label yang Disematkan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tertidur di Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tertidur di Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. /Pikiran Rakyat/Tommi Andryandy

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 220.000 warga Kabupaten Bekasi menganggur. Tingginya jumlah pengangguran ini berbanding terbalik dengan label Bekasi sebagai daerah dengan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.

Jumlah tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Suhup saat ditemui di Komplek Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat, Kamis 7 Oktober 2021. Menurut dia, angka pengangguran itu merupakan hasil penghitungan pihaknya kemudian disandingkan dengan data milik Badan Pusat Statistik.

“Angka pengangguran di kita masih di angka 11,9 persen dari angkatan kerja. Sekitar 220.000-an orang. Relatif tetap angkanya meskipun naik dibanding sebelum pandemi,” kata Suhup.

Berdasarkan catatan Disnaker 2020, terdapat 7.339 perusahaan yang berada di Kabupaten Bekasi. Namun, banyaknya perusahaan rupanya tidak menjamin persoalan jumlah pengangguran dapat terselesaikan. Bukannya menurun, jumlah pengangguran ini justru meningkat signifikan.

Baca Juga: Terkini Kondisi Tukul Arwana, Momen Sang Pelawak Bersama 'Pujaan Hati' Pernah Buat Seisi Studio Gaduh

BPS mencatat pada Agustus 2020, angka pengangguran di Kabupaten Bekasi menembus angka 11,54 persen dari angkatan kerja atau sebanyak 212.435 orang. Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan 2019 lalu yang mencapai angka 8,4 persen atau 158.958 orang.

Kemudian tahun ini angka tersebut tak kunjung menurun, bahkan berpotensi bertambah seiring pandemi yang belum juga berakhir. Terlebih di beberapa sektor, pemutusan hubungan kerja masih terjadi.

Achmad Noor, aktivis ketenagakerjaan Bekasi mengatakan, tingginya pengangguran salah satunya disebabkan karena minimnya komitmen pemerintah daerah. Berbagai balai latihan kerja yang dibangun selama ini pun tidak mampu mencetak tenaga kerja yang sepenuhnya dibutuhkan oleh industri.

Baca Juga: Ridwan Kamil Terus Terang Soal Pilpres 2024, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan AHY Tak Usah Malu-malu

“Balai yang dimiliki pemerintah hanya mampu mencetak puluhan orang, sedangkan jumlah pengangguran capai ratusan ribu. Mau sampai kapan pengangguran ini dapat terserap. Bahkan biaya membuat balai latihan kerja, operasionalnya dan segala kebutuhannya bisa jadi tidak sebanding dengan angkatan kerja yang dihasilkan,” ucap dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat