kievskiy.org

Masih Alami Kekeringan, Warga Tasikmalaya Gali Sawah untuk Beroleh Air

WARGA mengambil air dari lubang-lubang yang digali di pesawahan, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat 29 November 2019. Kendati telah memasuki musim hujan, krisis air berkepanjangan masih terjadi di sejumlah wilayah di Kota Tasikmalaya.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR
WARGA mengambil air dari lubang-lubang yang digali di pesawahan, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat 29 November 2019. Kendati telah memasuki musim hujan, krisis air berkepanjangan masih terjadi di sejumlah wilayah di Kota Tasikmalaya.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR /BAMBANG ARIFIANTO

TASIKMALAYA, (PR).- Sejumlah warga di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya menggali sawah untuk memperoleh air guna kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut dilakukan lantaran krisis air berkepanjangan yang terjadi di wilayah Karikil kendati musim hujan telah tiba.

Lubang-lubang galian di area pesawahan terlihat jelas di Jalan Karikil atau tepat berada di samping Kantor Kelurahan Karikil. Pantauan Pikiran Rakyat, terdapat sekitar delapan lubang di lokasi itu. Beberapa lubang terlihat terisi air dan sekelilingnya ditutupi terpal, karung, hingga spanduk. Selain mengambil air, warga rupanya menggunakan tempat tersebut untuk mandi.

Eroh (63) warga Kampung Pancatengah, Kelurahan Karikil menuturkan bahwa areal pesawahan itu digali sejak beberapa bulan yang lalu.

Warga, lanjutnya, banyak yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih lantaran kemarau yang melanda Karikil. Sumur-sumur sejumlah warga Karikil bahkan telah mengering. Hal tersebut membuat mereka turun ke sawah untuk mencari air dengan cara menggalinya.

Baca Juga: Musim Hujan Dimulai, Warga Cimahi Masih Kesulitan Air Bersih

Warga pun tak perlu menempuh perizinan yang berbelit-belit lantaran area pesawahan tersebut berstatus tanah carik atau milik desa. Meskipun hujan sudah mulai mengguyur Karikil, sumber-sumber air milik warga tak serta merta segera terisi.

"Sudah pada habis airnya (di sumur), makanya pada ke sini," kata Eroh di lokasi itu, Jumat sore, 29 November 2019. Hari itu, Eroh membawa sejumlah kerabatnya untuk mengangkut air menggunakan ember dan jeriken yang diangkut menggunakan gerobak.

Ia berulang kali turun ke sawah untuk menciduk air menggunakan ember yang ditarik menggunakan seutas tali. Sementara itu, beberapa warga lain berdatangan untuk mandi. Dengan berselempang handuk, mereka mendatangi lubang-lubang air yang tertutup spanduk dan karung bekas itu.  

Baca Juga: Imbas Kekeringan di Purwakarta, Air Mancur Sri Baduga Tak Kunjung Beroperasi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat