PENGGEREBEKAN Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap pabrik pil PCC di Kawalu, Kota Tasikmalaya memunculkan cerita menarik. Saat petugas BNN melakukan pengintaian pabrik sebelum penggerebekan, warga sempat menduga mereka adalah penculik anak dan teroris.
Odih Rohendi (56), warga Kampung/Kelurahan Gunung Gede, RT 2 RW 8, Kecamatan Kawalu sempat terheran dengan aktivitas sejumlah penumpang mobil beberapa hari sebelum penggerebekan yang terjadi pada Selasa 26 November 2019, pukul 14.45 WIB.
Pasalnya, kendati penumpang berjumlah 4-5 orang, hanya 1 orang yang turun dan mengamati rumah yang menjadi tempat beroperasinya pabrik pil terlarang tersebut.
Baca Juga: SEA Games 2019, Cabor Duathlon Sumbangkan Emas untuk Merah Putih
Mereka juga kerap sering terlihat di sana. Odih bahkan hapal warna kendaraan tersebut. Saking curiganya, nomor plat mobil juga dipotret. "Takut penculik anak," ucapnya beberapa waktu lalu.
Tak hanya, ia khawatir para penumpang kendaraan merupakan teroris. Namun kekhawatiran itu terjawab selepas penggerebekan terjadi. Penumpang mobil misterius tersebut diduga merupakan petugas BNN melakukan penyamaran.
Saat penggerebekan terjadi, Odih mengenali mobil yang dipakai mengintai tersebut ikut terparkir di lokasi kejadian.
Baca Juga: SEA Games 2019, Komentar Menpora Soal Pengurangan Nilai Atlet Wushu
Seperti diketahui, BNN menggerebek pabrik sumpit yang menjadi lokasi pembuatan pil PCC di di Jalan Syekh Abdul Muhyi, Kamnpung Awilega, RT 04 RW 08, Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.