PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah petani mengeluhkan terus merosotnya harga gabah kering giling di tingkat petani, yang hampir terjadi setiap pekan bahkan dua hari sekali. Selain itu, petani juga sulit menjual gabah, sehingga gabah menumpuk gudang petani.
Saat ini, harga gabah hampir disemua wilayah di Kabupaten Majalengka hanya mencapai Rp 450.000 hingga Rp 460.000 per kuintal, sejak dua minggu terakhir. Sebelumnya harga gabah masih mencapai Rp 480.000 per kuintal.
Kurang lakunya gabah petani ini, akibat beberapa hal, diantaranya penjualan beras di pasar lesu dampak dari wabah corona. Selain itu juga, banyak bantuan beras yang diterima masyarakat, sehingga otomatis masyarakat memiliki cadangan pangan untuk beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Dari Buah-buahan hingga Jaringan Internet, 26 dari 34 Tenaga Medis Sembuh dari Covid-19
“Harga terkadang hampir dua hari sekali turun, sementara pembeli tidak ada,” kata Didi warga Desa Pasindangan, Kecamatan Jatitujuh.
Menurutnya, banyak petani yang akan menjual gabah namun pembeli tidak ada. Saat ini semua cukong beralasan tengah tidak ada uang. Padahal para petani tengah butuh uang, sehingga berapapun harga gabah di jual.
“Kondisi sekarang semua orang butuh uang, “ ungkap Didi lagi.
Baca Juga: Dokter Persib Ingatkan Bahaya Cabin Fever Selama Karantina, Begini Cara Mengatasinya
Hal senada disampaikan Muamar, petani berharap Bulog segera melakukan penyerapan gabah di petani, agar petani bisa tertolong di saat bandar-bandar gabah tidak bersedia membeli dengan alasan tidak ada uang.
Menurut Muamar, bagi petani agar bisa memperoleh uang jalan satu-satunya adalah menjual gabah hasil panen. Jika gabah tidak ada yang membeli maka petani kesulitan memiliki uang, padahal saat ini musim tanam kedua sudah mulai dan sebentar lagi sudah harus di pupuk.