kievskiy.org

Harga Kedelai Kian Melambung, Pengrajin Tahun dan Tempe Menjerit: Kita Nombok, Dapat Rugi

Perajin tahu memproduki tahu berbahan kedelai.
Perajin tahu memproduki tahu berbahan kedelai. /Antara/Mohammad Ayudha

PIKIRAN RAKYAT - Dampak tingginya harga kacang kedelai yang kini menembus angka Rp 13.000 per kilogram, mulai dirasakan para perajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya.

Ratusan perajin tahu dan tempe terancam berhenti produksi alias tiarap, khususnya perajin dengan sekala kecil.

Menurut para perajin, usaha mereka masih terdampak dengan kenaikan harga BBM yang mengakibatkan biaya operasional usaha mereka ikut membengkak. Ditambah, sekarang harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe naik tajam.

Aep Saepudin (47), perajin tahu di Kampung Nagrog, Kecamatan Indihiang, mengatakan, kenaikan bahan baku tahu tersebut telah mencapai 20 persen dari harga normal.

Baca Juga: Geger Aksi Pembantaian dan Mutilasi Anak Kucing di Pasar Tasikmalaya Buat Geram, Relawan: Psikopat!

"Awal tahun lalu kami dibingungkan dengan naiknya harga kedelai dari sebelumnya Rp 9.000 per kilogram, menjadi Rp 11.000. Sekarang sudah naik lagi menjadi Rp 13.000, bahkan yang super menjadi Rp 13.500," kata Aep, Minggu 2 Oktober 2022.

Akibatnya, perajin tahu dan tempe di wilayahnya pun terancam gulung tikar. Sebab, mereka tidak lagi bisa menutup biaya produksi saat harga jual tahu tempe di pasaran tidak bisa naik. Meski ukuran tahu tempe sudah diperkecil, perajin tetap merugi.

"Ya kalau terus diperkecil ukurannya, mau menjadi segede gimana. Terus kalau mau dinaikkan harga, daya beli masyarakat lagi susah begini, mana bisa," ujarnya.

Upaya untuk menekan biaya operasional sudah dilakukan, salah satunya mengurangi pekerja. Hanya, masih belum efektif. Oleh karena itu, saat ini banyak perajin yang akhirnya mengurangi upah pekerja yang masih tersisa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat