kievskiy.org

Angka Stunting Diperkirakan Bertambah Setelah Pandemi Covid-19

ILUSTRASI Stunting.
ILUSTRASI Stunting. /DOK. PIKIRAN RAKYAT Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - SOSIALISASI pencegahan masalah gizi buruk (stunting) terganggu selama pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hal itu dikhawatirkan ikut menambah jumlah penderita stunting di Jawa Barat meskipun tidak signifikan.

Sosialisasi tersebut biasanya dilakukan dalam kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu). "Karena Covid-19 ini kegiatan di posyandu ikut terganggu karena perlu menghindari kerumunan," kata Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Barat, Suparman, Selasa 30 Juni 2020.

Persagi Jawa Barat belum bisa memastikan angka stunting saat ini meningkat atau justru turun. Mereka beralasan, pendataan tersebut dilakukan setiap enam bulan sekali yakni pada Februari-Agustus 2020. Namun, Suparman memperkirakan ada sedikit perubahan.

Baca Juga: PKB Tunjukkan Sinyal Buat Iwan-Iip Melaju di Pilkada Tasikmalaya 2020

Ia menilai, penyebaran virus Corona terhadap anak-anak, khususnya bayi di bawah lima tahun, tidak banyak berpengaruh terhadap angka stunting secara langsung. "Ini perkiraan saja, karena angka kejadian Covid-19 pada balita paling rendah dibandingkan dengan usia di atasnya, sehingga perubahannya juga sedikit," kata Suparman.

Angka stunting, menurutnya, lebih dipengaruhi oleh faktor lain sebagai dampak dari pandemi tersebut. Mulai dari kekurangan asupan makanan bergizi karena penurunan ekonomi hingga penutupan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Marwan Hamami : Di Kabupaten Sukabumi Masih Tersisa 8 Desa Tertinggal

"Sepertinya aspek ketersediaan pangan dalam rumah tangga mungkin terganggu karena akses terhambat dan juga akses ke Faskes. Tapi belum tahu dampaknya terhadap status stunting," tutur Suparman. Sebelumnya, ia mengakui masih ada 14 daerah di Jawa Barat yang memiliki prevelensi di atas rata-rata.

Pada 2019 lalu, rata-rata di tingkat Provinsi Jawa Barat sebesar 29 persen sedangkan di tingkat nasional mencapai 30 persen. Daerah tersebut di antaranya Garut, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung Barat, Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, Kuningan, Majalengka, Cirebon, Karawang, dan Subang.

Baca Juga: Terungkap Penjualan Daging Sapi Dioplos Celeng, Beredar Jadi Bahan Baku Bakso dan Rendang

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat