PIKIRAN RAKYAT - Gempa dahsyat pernah melanda wilayah Cianjur pada Maret 1897. Lindu tersebut memporak porandakan rumah warga, masjid, fasilitas jalan serta menelan korban jiwa.
Kondisi bangunan masjid itu hancur tak karuan. Kayu penyangga atap tampak berjatuhan. Demikian pula bilik-biliknya, ada yang tergeletak bersama puing-puing reruntuhan. Ada juga yang tergantung di atas kayu penyangga bagian atas. Kondisi rumah warga setali tiga uang.
Kehancuran umpamanya, menimpa kediaman warga di kawasan permukiman Tionghoa. Rumah seorang dokter bernama J.L.G le Rutte juga bernasib serupa, hancur dan nyaris tak memiliki atap sama sekali. Kehancuran berbagai bangunan tersebut terjadi akibat gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada 28 Maret 1879.
Baca Juga: Simak Sejarah TNI hingga Dinamika Perubahannya
Fotografer Woodbury & Page mengabadikan berbagai kerusakan itu melalui jepretan kameranya. Ya, Cianjur di masa lalu memang memiliki riwayat diguncang gempa hebat.
Sejumlah koran berbahasa Belanda juga menuliskan peristiwa itu. Pemberitaan Leeuwarder Courant pada 13 Mei 1879 dengan mengutip Javasche Courant melaporkan kejadian tersebut.
"Pada malam hari tanggal 28 Maret hingga pagi hari tanggal 29, getaran gempa yang kuat dirasakan berulang kali di Tjiandjoer. Semua bangunan pedesaan di sana rusak parah dan dievakuasi. Beberapa rumah Eropa dan Cina runtuh, dan hampir semuanya rusak parah," tulis koran tersebut.
Baca Juga: 4 Kabupaten yang Dilewati Jalur Sesar Cimandiri yang Jadi Penyebab Gempa Cianjur
Leeuwarder Courant juga menyebutkan, warga hingga bupati terluka. Kepala penghulu bahkan meninggal akibat guncangan itu. Meski demikian, cedera bupati disebutnya tak seberapa. Getaran juga terasa sepanjang hari pada 29 Maret.
