kievskiy.org

Sejarah Kemunculan Seblak yang Jarang Orang Tahu Beserta Resep dan Bahannya

Ilustrasi seblak kuah khas Bandung
Ilustrasi seblak kuah khas Bandung /Tangkapan layar Youtube Jessica Jane

PIKIRAN RAKYAT – Seblak merupakan makanan yang digandrungi anak-anak muda karena rasa gurih dan pedas yang menantang lidah, serta harganya yang relatif murah. Makanan khas Sunda ini terbuat dari kerupuk yang direbus, dengan berbagai toping seperti telur, ceker ayam, sosis hingga sayuran. Dalam satu mangkok seblak umumnya berisi kerupuk rebus dan beberapa topping yang kemudian dipadukan dengan kuah yang diberi bumbu halus kencur, bawang putih dan cabai.

Dirangkum dari berbagai sumber, jauh sebelum seblak yang berasal dari Sunda populer, di daerah Sumpiuh, Jawa Tengah terdapat makanan serupa bernama ‘kerupuk godog’ yang berarti kerupuk rebus. 

Sedangkan seblak berasal dari Bahasa Sunda ‘segak’ atau ‘nyegak’ yang berarti menyengat. Tidak pasti bagaimana pertama kali seblak sunda diciptakan dan bisa sepopuler sekarang. Kapan kemunculannya pun tidak pasti, beberapa sumber menyebutkan seblak tercetus pada 2000-an. Namun ada pula yang menyebutkan seblak telah ada sejak 1900-an, maupun pada tahun 1940-an. 

Seblak bukan termasuk jenis makanan legendaris ataupun makanan yang telah ada sejak dulu kala. Dalam catatan sejarah, seblak tidak masuk catatan resep masak kuno manapun. Termasuk makanan sejenis seperti kerupuk yang rebus, atau kuah pedas dengan bumbu kencur.

Baca Juga: Sejarah Hari Pers Nasional, Perjalanan Panjang dari Masa ke Masa

Hal ini menunjukkan bahwa seblak muncul dari kreativitas masyarakat Sunda khususnya dalam menciptakan makanan yang menarik minat banyak orang. Hal ini didorong pula akan produksi tapioka yang melimpah di Provinsi Jawa Barat. Sehingga masyarakat banyak memanfaatkan bahan tersebut untuk membuat makanan seperti kerupuk aci, bakso aci, cireng, serta cilok yang kemudian dimasukkan kedalam toping seblak.

Namun beberapa sumber menyebutkan asal-usul seblak bermula karena persediaan kerupuk yang melimpah di Bandung kala itu, sehingga dibiarkan terlalu lama dan tidak digoreng. Kerupuk yang sudah lama tidak akan seenak kerupuk baru jika digoreng. Kerupuk lama sulit untuk dikunyah karena keras dan rasanya tidak terlalu enak seperti saat baru. Akhirnya kerupuk lama tersebut hanya dibuang begitu saja oleh orang-orang.

Semakin lama, orang-orang berpikir bahwa mereka terlalu banyak membuang kerupuk yang sama saja artinya dengan menyia-nyiakan makanan. Dari permasalahan tersebut, tercipta adanya suatu usaha untuk mengolah kerupuk lama, agar bisa dimakan. Kemudian tercetuslah merebus kerupuk yang kembali dimasak bersama kuah pedas yang dibumbui kencur. Sejak itu, lahirlah seblak yang populer hingga kini.

Saat ini varian seblak telah berkembang, dengan berbagai jenis topping dan rasa. Seblak yang pertama kali populer adalah seblak basah, dengan berbagai varian seperti seblak telur, seblak makaroni, seblak ceker, seblak tulang ayam, seblak mi basah, seblak bakso, seblak basreng, seblak batagor, seblak aci, seblak kwetiau, seblak siomay, seblak kikil dan masih banyak varian seblak basah lainnya.

Baca Juga: Sejarah Gedung Sate Bandung, Bangunan Bersejarah yang Jadi Primadona Wisatawan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat