kievskiy.org

Saking Tercemarnya TPA Burangkeng, Warga: Setiap Mau Makan, Makanan Kami Lebih Dulu Dimakan Lalat

Tumpukan Sampah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, beberapa waktu lalu.*/DEDEN IMAN/PR
Tumpukan Sampah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, beberapa waktu lalu.*/DEDEN IMAN/PR Deden Iman

PIKIRAN RAKYAT - Warga mendesak Pemerintah Kabupaten Bekasi mengevaluasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Desa Burangkeng Kecamatan Setu. Mereka menilai operasionalisasi tempat pembuangan itu mengabaikan aspek lingkungan.

Desakan ini disampaikan warga sekitar TPAS saat mendatangi Kantor Bupati di Komplek Perkantoran Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat, Rabu 8 Juli 2020. Dalam aksi ini mereka memertanyakan keseriusan Pemkab Bekasi mengelola sampah.

“Sudah tidak bisa lagi jika dibiarkan seperti ini. Aspek lingkungannya diabaikan. Setiap hari kami mencium bau sampah, air kami tercemar, lalat di mana-mana. Bahkan setiap mau makan, makanan kami lebih dulu dimakan lalat dibanding sama kami,” ucap Ketua Persatuan Pemuda Burangkeng Peduli Lingkungan, Carsa Hamdani, usai menggelar aksi.

Baca Juga: TikTok Terancam Diblokir di AS Karena Langgar Privasi Anak

Carsa mengatakan, desakan ini disampaikan setelah mereka mengkaji secara mandiri tentang TPAS Burangkeng. Dari hasil kajian, operasional tempat pembuangan satu-satu di Kabupaten Bekasi ini mengabaikan aspek lingkungan.

Beberapa indikatornya yakni jalur pengangkutan sampah melalui jalan umum sehingga mencemari lingkungan yang dilalui, termasuk pemukiman warga. Harusnya kendaraan sampah memiliki jalur tersendiri.

“Saya sendiri yang berdekatan langsung dengan TPAS setiap hari selalu berpapasan sama truk sampah. Itu airnya tumpah-tumpah, belum lagi baunya,” ucap dia.

Baca Juga: Terungkap Usai Orang Tua Korban dengar Keluhan Anaknya, Pelaku Pencabulan Berhasil Diringkus 

Indikator lainnya yakni sampah tidak dikelola dengan maksimal. Ribuan ton sampah yang dibuang hanya ditumpuk hingga menjadikan perbukitan sampah. Padahal seharusnya sampah dikelola dengan cara didaur ulang sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis. Pengelolaan ini dapat melibatkan warga sekitar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat