PIKIRAN RAKYAT - Gempa melanda Garut dan Tasikmalaya pada Sabtu dan Minggu (3-4 Desember 2022). Dalam sejarahnya, lindu memang beberapa kali terjadi di wilayah tersebut hingga merusak bangunan dan menelan korban jiwa.
Catatan-catatan lawas terkait guncangan itu tak harus disikapi ketakutan berlebih dan panik saat ini. Tetapi mesti memunculkan sikap waspada dan berhati-hati demi keselamatan bersama.
Foto yang terpampang di koran berbahasa Belanda Het Vrije Volk pada 5 November 1979 memperlihatkan puing-puing sebuah bangunan yang ambruk karena gempa dengan kekuatan 6,4 skala richter di Tasikmalaya.
"Yang dulunya kantor kepala desa, sekarang hanya temboknya saja yang berdiri," demikian keterangan foto itu.
Sekitar 200 orang mengalami luka dalam peristiwa itu. Gempa juga disebut terjadi akibat aktivitas vulkanik bawah tanah yang pusatnya 185 kilometer barat daya Garut.
Keterangan serupa juga muncul dalam pemberitaan Nieuwsblad van het Noorden, 5 November 1979. Lindu itu bahkan makan korban jiwa karena disertai longsor.
"Di Kabupaten Garoet, tim penyelamat menemukan sembilan orang tewas akibat longsor kemarin," tulis koran tersebut.
Baca Juga: Asia Cetak Sejarah, Berikut Daftar Tim Negara yang Lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2022
Nieuwsblad van het Noorden mencatat, sedikitnya 1.500 rumah hancur seluruhnya atau sebagian akibat gempa 6,4 skala Richter itu. Garut, Tasikmalaya dan Bandung menjadi wilayah yang sangat terpengaruh atau terdampak kejadian tersebut. Pusat gempa disebut berada di suatu tempat di Samudera Hindia.