PIKIRAN RAKYAT - Untuk melayani kebutuhan lebih dari 40 rumah tangga, warga Kampung Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor hanya mempunyai 5 fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Jika dihitung rata-rata, setiap satu MCK harus memenuhi kebutuhan 8 rumah tangga.
Sebagian besar warga di Cibuntu tidak mempunyai MCK. Mereka memanfaatkan sungai di sekitar untuk memenuhi kebutuhan akan air.
Hal itu berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan warga apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang.
Baca Juga: MCK Plus-plus Ratusan Juta di Majalengka Tak Berfungsi, Masyarakat Memilih di Sungai dan Rumah
Kondisi tersebut menggerakkan dosen dan mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia (DTK) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membantu mendorong kesejahteraan warga lokal lewat mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) yang dikemas melalui kegiatan “Chemical Engineering in Charity (CHERRY) 2022”.
Kegiatan tersebut diawali pada September 2022 lalu lewat pembangunan fasilitas MCK umum berkolaborasi dengan Iptek Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia (IMTK) FTUI.
“Alhamdulillah, pada 8 Oktober 2022, MCK umum ini diresmikan. Kami berharap pembangunan MCK umum ini dapat membantu warga untuk jangka panjang,” kata Dr. Kenny Lischer, Dosen DTK FTUI yang terlibat dalam kegiatan itu sebagaimana keterangan tertulis Humas UI, Selasa 20 Desember 2022.
Selain minim MCK, Cibuntu juga kekurangan akses air bersih, terutama bagi rumah yang jaraknya jauh dari toren penampungan air warga.