kievskiy.org

MH Thamrin, Paguyuban Pasundan dan Perlawanan di Volksraad

Potongan berita dan foto Moehamad Hoesni Thamrin dalam pemberitaan De Indische Courant, 5 Februari 1934.
Potongan berita dan foto Moehamad Hoesni Thamrin dalam pemberitaan De Indische Courant, 5 Februari 1934. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Jika ada tokoh pergerakan dan nasionalis dari Betawi yang karib dengan masyarakat Sunda, Moehamad Hoesni Thamrin barang kali salah satunya.

Thamrin bahu membahu bersama Oto Iskandar Di Nata, tokoh Sunda dalam membela dan memperjuangkan kaum bumiputra di era pemerintah kolonial Hindia Belanda. Thamrin bahkan sempat masuk organisasi Paguyuban Pasundan.

Kendati merupakan orang Betawi, ‎Thamrin sempat bergabung dengan Paguyuban Pasundan.

"Urang Jawa, urang Minang, nepika juragan Mh. Hoesni Thamrin pisan, memeh ngadeg Kaoem Betawi mah jadi anggota (Orang Jawa, Minang, hingga Tuan Mohammad Husni Thamrin pernah jadi anggota Paguyuban Pasundan, sebelum berdirinya organisasi Kaoem Betawi," tulis Sjarif Amin dalam bukunya, Perjoangan Paguyuban Pasundan.

Baca Juga: Profil Agus Salim, Perjalanan Panjang Pahlawan Indonesia yang Pandai Bergaul

Thamrin dan tokoh-tokoh Paguyuban Pasundan seperti Oto Iskandar Di Nata juga tak segan mengkritik tindakan pemerintah kolonial yang represif.

Hal itu terlihat saat sejumlah pimpinan Partai Nasional Indonesia (PNI) seperti Ir Sukarno, Gatot Mangkoepradja, Maskoen, dan Soepriadinata ditangkap pada 29 Desember 1929.

Kritik tak cuma dilancarkan dari dewan rakyat, rapat umum yang digelar Kaum Betawi, Paguyuban Pasundan, Sarikat Sumatra, Partai Sarikat Islam, Budi Utomo, Indonesische Studieclub, dan Sarikat Madura mengeluarkan pernyataan serupa.

Organisasi-organisasi tersebut menyatakan sikap bahwa tindakan pemerintah mencokok para pemimpin PNI adalah salah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat