kievskiy.org

Harga Beras di Majalengka Naik Lagi, Pemilik Penggilingan ‘Menjerit’ Gabah Mulai Sulit Dicari

Harga beras di Majalengka naik lagi.
Harga beras di Majalengka naik lagi. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Harga beras di sejumlah kios di Majalengka kembali alami kenaikan menjadi Rp13.250 hingga Rp13.500 per kg kualitas premium. Hal itu terjadi seiring dengan naiknya harga gabah yang kini sudah menembus Rp700.000 per kuintal di tingkat penggilingan.

Pada minggu keempat Januari lalu, harga gabah masih berada di posisi Rp675.000 per kuintal dan harga beras premium sebesar Rp13.000 per kuintal. Sedangkan pada awal Januari, harga gabah di tingkat tengkulak sebesar Rp670.000 per kuintal dan di tingkat petani masih Rp640.000 per kuintal.

Menurut keterangan sejumlah pemilik penggilingan gabah, kenaikan harga diprediksi masih akan terjadi di wilayah Majalengka karena musim panen diperkirakan masih satu bulan karena kondisi padi baru berbunga.

Pemilik penggilingan padi di Kelurahan Tarikolot, Kecamatan Majalengka, Sudirto mengatakan, belakangan ini dirinya mendapatkan gabah dari Kabupaten Ciamis dan Kuningan karena di wilayahnya sudah tidak ada petani yang memiliki gabah, baik gabah hasil panen gadu maupun hasil panen MT II.

Baca Juga: Daftar Lengkap Jalan Berbayar ERP di Jakarta, Melintas Bayar hingga Rp19.000

“Sudah sebulan lebih gabah diperoleh dari Ciamis dan Kuningan, saya keliling mencari gabah ke sana, menemui para petani secara langsung, di sana petaninya terus menanam karena ketersediaan airnya cukup, beda dengan di Majalengka hanya satu atau dua kali tanam,” ujar Sudirto yang memasok beras ke sejumlah pengecer di Majalengka.

Menurutnya, gabah seharga Rp700.000 per kuintal itu karena langsung dibeli dari petani, jika pembelian dilakukan dari tengkulak kemungkinan harga akan lebih mahal, dengan begitu penjualan beras ke kios pun akan naik.

“Kualitas gabah dari sana (kuningan dan Ciamis) lumayan bagus hampir sama dengan Majalengka, dari 1 kuintal gabah bisa diperoleh 60 kg hingga 65 kg beras, dari tempat lain bisa hanya diperoleh 50 kg,” kata Sudirno yang pabriknya hanya tersisa dua karung beras.

Akibat sulitnya memperoleh gabah, Sudirno mengaku hanya bisa melakukan giling seminggu tiga hingga empat hari saja dengan kapasitas giling 4 ton per hari.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat