kievskiy.org

Awal 2023, Sudah Ada 43 Warga Terjangkit DBD, Dinkes Kota Sukabumi Buka Suara

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. /Pixabay/Welcome to all and thank you for your visit ! ツ Pixabay/Welcome to all and thank you for your visit ! ツ

PIKIRAN RAKYAT - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sukabumi pada awal tahun 2023 ini masih tinggi. Dari data yang tercatat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, terdapat sebanyak 43 warga terjangkit.

Ironisnya, dari jumlah total kasus yang ada, satu di antaranya meninggal dunia. Namun demikian, kasus bulan Januari tahun ini terbilang rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama yakni 128 kasus meski tidak sampai ada yang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, menjelaskan selama Januari 2023 ini, pihaknya menerima laporan adanya pasien yang terjangkit DBD dan satu orang meninggal dunia.

Oleh sebab itu, Dinkes Kota Sukabumi masih berupaya mengendalikan kasus DBD dengan mengajak masyarakat bersama peduli terhadap kesehatan lingkungan di sekitar rumah untuk meningkatkan angka bebas jentik nyamuk (ABJ).

Baca Juga: Lebih Berisiko Alami Gejala Berat, IDAI Waspadai DBD pada Anak Obesitas

"Dari 43 kasus, satu pasien warga Kecamatan Warodoyong meninggal dunia. Untuk diketahui, angka bebas jentik Kota Sukabumi pada tahun 2022 sebesar 91 persen dari target 95 persen. Untuk tahun ini, dalam pengendalian kasus DBD, kami menggencarkan langkah 3M Plus yakni menguras, menutup, mendaur, dan mencegah seperti memakai kelambu, memakai lostion antinyamuk, tanaman pengusir nyamuk, dan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik," ujar Wita saat diwawancarai, Selasa 7 Februari 2023.

Lanjut Wita, adapun jumlah kasus terhitung Januari hingga Desember 2022 sebanyak 1.028 kasus dan 13 orang di antaranya meninggal dunia. Ia merinci pada bulan Januari 2022 lalu, ada 128 kasus, Februari 137 kasus, Maret 73 kasus, April 68 kasus, Mei 75 kasus, Juni 94 kasus, Juli 111 kasus, Agustus 98 kasus, September 73 kasus, Oktober 67 kasus, dan November 27 kasus.

"Jika melihat dari data yang ada, kasus tertinggi pada 2022 lalu terdapat pada Januari dan Februari. Dari jumlah total kasus tersebut, 13 orang meninggal dunia," ujarnya.

Peningkatan kasus warga terjangkit DBD salah satunya juga akibat faktor anomali cuaca dan perubahan musim secara drastis. Lanjut Wita, tingginya angka kasus DBD ini menunjukkan masyarakat harus tetap mewaspadai penyebaran penyakit DBD, seperti melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat