kievskiy.org

Lebih Berisiko Alami Gejala Berat, IDAI Waspadai DBD pada Anak Obesitas

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. /Pixabay/41330

PIKIRAN RAKYAT - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti fatalitas kasus demam berdarah dengue (DBD) pada anak. Ketua PP IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menuturkan, anak dengan obesitas memiliki fatalitas tinggi jika menderita DBD.

"Kami melihat anak-anak obesitas kalau DBD suka fatal, DBD ditambah obesitas merupakan kombinasi yang fatal," ujarnya dalam membuka media briefing IDAI pada Kamis, 26 Januari 2023.

Dengan demikian, kata dia, perlu segera dicegah. Di antaranya ada vaksin DBD selain dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kasus DBD setiap tahunnya kerap alami peningkatan. Anak menjadi penderita yang mendominasi dalam kasus DBD di Indonesia.

Baca Juga: Angela Dimutilasi di Apartemennya Sendiri di Bekasi Tahun 2019, Pelaku 2 Kali Pindahkan Jasad Korban

Berdasarkan catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat sejak 2018 hingga 2022 DBD pada anak khususnya usis 5-14 tahun mendominasi.

Perbandingannya, pada 2018 ada pada angka 41,25 persen dibandingkan golongan umur kurang dari satu tahun yang hanya 1,55 persen, usia 1-4 tahun sebesar 8,96 persen, usia 15-44 tahun sebanyak 38,35 persen dan usia lebih dari 44 tahun sebanyak 9,89 persen.

Pada 2022 kemarin kasus DBD anak usia 5-14 tahun ada di angka 36,10 persen. Angka tersebut lebih rendah 2 persen dari golongan usia 15-44 tahun. Namun, tingkat kematian anak usia 5-14 tahun karena DBD selalu lebih tinggi dari golongan umur lainnya.

Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSCM-FKUI
Dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc pada kesempatan yang sama menambahkan, kasus DBD pada anak obesitas menjadi fatal dikarenakan anak dengan obesitas memiliki respon imun yang tinggi. Sehingga jika terinfeksi maka zat radangya meningkat berlebihan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat