kievskiy.org

2 Temuan Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jabar Masih Diperiksa, Menkes: Indikasi Sementara Kemungkinan Campak

Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut.
Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut. /Antara/Ampelsa Antara/Ampelsa

PIKIRAN RAKYAT – Temuan dugaan kasus baru gagal ginjal akut atau Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di Jawa Barat (Jabar) masih terus diselidiki. Dua anak yang diduga mengidap gagal ginjal akut telah mendapat perawatan intensif.

Dinkes Jawa Barat menerima laporan bahwa seorang bocah berusia 3 tahun 1 bulan, mengalami gejala mirip gagal ginjal akut. Bocah tersebut mengalami keluhan sejak 6 Februari 2023.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap temuan dugaan kasus gagal ginjal akut yang dialami dua anak anak di Jabar itu kemungkinan terindikasi campak. Kedua bocah tersebut dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Saat ini pihak Menkes dan tenaga kesehatan yang menangani belum bisa memastikan apakah dua anak yang diduga mengalami gagal ginjal akut tersebut keracunan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang ada dalam obat sirop. Tim ahli dari RSCM pun masih melakukan pemeriksaan lanjutan.

Baca Juga: Cegah Korban Jiwa, Orangtua Wajib Waspadai Gejala Awal Gagal Ginjal Akut

“Itu ada dua, sekarang sedang dicek apakah itu gagal ginjal atau tidak. Kalau indikasi sementara itu infeksi. Bisa campak,” ucap Budi Sadikin.

Oleh karena itu, pasien dari Jabar ini tidak diberi obat penawar untuk menangani keracunan akibat senyawa EG/DEG, Fomepizole. Dua anak dari Jabar ini pun masih diberi obat anti-infeksi untuk dilihat apakah akan bereaksi atau tidak.

“Kalau gagal ginjal itu, misalnya begini. Kalau dia dikasih obat-obatan anti-infeksi biasanya dia tidak bereaksi. Sekarang dikasih obat-obatan anti-infeksi, tidak dikasih Fomepizole, jadi kalau dikasih Fomepizole baru bereaksi. Ini dikasih obat-obat (anti) infeksi langsung turun (jadi baik),” ucapnya menambahkan.

Data hasil pemeriksaan darah, pemeriksaan plasma, dan kandungan EG atau DEG di obat-obat yang dikonsumsi korban tengah diteliti. Pihak terkait dari rumah sakit dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah menantikan hasilnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat