kievskiy.org

Dari Lahan Kosong Jadi Kebun Bunga, Taman Matahari di Cirebon Viral di Medsos dan Banyak Dikunjungi

Sejumlah warga berswa foto di Taman Matahari Argowisata Desa Sampiran Kabupaten Cirebon.
Sejumlah warga berswa foto di Taman Matahari Argowisata Desa Sampiran Kabupaten Cirebon. /Dok. Pengurus Taman Matahari

PIKIRAN RAKYAT - Ramai dikunjungi warga untuk berswa foto, Taman Matahari Argo Wisata Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat viral di media sosial. Taman yang banyak ditumbuhi bunga matahari itu, berawal dari program pemanfaatan lahan kosong, yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai lokasi bercocok tanam.

Staff Program Maju Perempuan Dalam Menanggulangi Kemiskinan (Mampu) Aisiyah Kabupaten Cirebon, Rita Lindrayati mengatakan pemanfaatan lahan kososng tersebut bermula dari program pembinaan di Desa Sampiran Kabupaten Cirebon.

Namun dalam pembinaannya kurang didukung, sehingga ada kesan mau dibawa ke mana kader perempuan di Desa Sampiran, dari situ kami mulai menanam kebun gizi, dan tanaman lainnya salah satunya juga tanaman bunga matahari.

Baca Juga: Kondisi Indra Thohir dan Pesan Khusus Sang Legenda: Persib tak Boleh Pindah Home Base

"Setelah itu ramai banyak warga yang melakukan aktivitas swafoto di lokasi, bahkan nama taman mataharinya sendiri masyarakat yang memberi nama, karena namanya sendiri dari awal bernama KWT Argowisata, memang bukan hanya bunga matahari saja yang kami tanam, ada tanaman lain juga, sehingga kami tambahkan nama taman matahari juga," jelas Rita kepada Pikiran Rakyat.com.

Rita menambahkan tanah tersebut adalah tanah titi sara, dengan luas kurang lebih 7000 meter, kini tengah ditambah ornamen pendukung seperti ayunan, dan lainnya untuk menambah daya tarik pengunjung.

Baca Juga: Warga Tidak Pakai Masker di Tempat Umum, Pemkot Bandung akan Beri Sanksi Denda Rp100.000

"Kami juga tengah mengelolanya baik secara fisik maupun non fisiknya, karena di Cirebon taman matahari sangat jarang ditemui, bahkan tergolong sulit dengan udara di Cirebon yang panas," tandasnya.

Ia menjelaskan hingga saat ini, pengunjung yang masuk belum dikenai patokan tarif, melainkan berapa pun biaya yang diberikannya, diterima untuk kebersihan lingkungan tersebut. Besar harpan, ke depan lahan ini bisa menjadi argowisata yang besar dan menarik wisatawan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat