PIKIRAN RAKYAT – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menyatakan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat menyimpang dari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Jabar resmi mengeluarkan beberapa poin keputusan mengenai polemik Al Zaytun yang menyita perhatian publik belakangan ini.
Berdasarkan hasil Bahtsul Masail NU Jabar, ada sejumlah polemik yang dibahas mulai dari bercampurnya saf salat jemaah laki-laki dan perempuan serta nonmuslim, hingga hukum menyanyikan “Hevenu Shalom Aleichem”.
LBM NU Jabar menyatakan pandangan Al Zaytun terkait penempatan posisi perempuan dan non-muslim di antara jemaah salat yang mayoritas laki-laki tidak sesuai dengan tuntutan beribadah Aswaja dengan beberapa pertimbangan. Di antaranya menyandarkan argumen fiqih tidak kepada ahli fiqih yang kredibel, dan menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Selanjutnya, LBM NU Jabar juga memutuskan hukum menyanyikan Hevenu Shalom Aleichem adalah haram. Pasalnya, lagu tersebut menyerupai dan menyiarkan tradisi agama Yahudi dan mengajarkan doktrin yang dapat berpotensi hilangnya konstitusi syariah soal fiqih mengucapkan salam kepada non muslim.
Baca Juga: Ma'had Al-Zaytun Indramayu Didemo Ribuan Orang, Masyarakat Perlu Tabayun
“Dari semua polemik yang muncul, hukum memondokkan anak ke pesantren Al Zaytun adalah haram,” bunyi salah satu poin hasil Bahtsul Masail NU Jabar yang dikutip dari laman resmi NU Jabar.
NU Jabar menerangkan alasan pihaknya mengharamkan orang tua memondokkan anaknya di pesantren Al Zaytun. Pertama, membiarkan anak didik berada di lingkungan yang buruk (perilaku menyimpang).
Kedua, LBM NU menilai menyekolahkan anak di Al Zaytun sama saja dengan memilihkan guru yang salah bagi pendidikan anak. Dan ketiga, NU Jabar khawatir jika anak menempuh pendidikan di Al Zaytun kian memperbanyak jumlah anggota yang menyimpang.
Baca Juga: Pengertian Sindrom Megalomania yang Diduga Diidap Pempimpin Ponpes Al Zaytun