kievskiy.org

Pencemaran Tak Tertangani, Warga Antar Air Tercemar Pakai Keranda ke Kantor Pemkab Bekasi

Anggota Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup membawa sampel air yang dinaikkan ke keranda jenazah ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat, Kamis, 24 Agustus 2023.
Anggota Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup membawa sampel air yang dinaikkan ke keranda jenazah ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat, Kamis, 24 Agustus 2023. /Pikiran Rakyat/Tommi Andryandy

PIKIRAN RAKYAT - Warga serta anggota komunitas mengantarkan sampel air yang tercemar dengan menggunakan keranda jenazah ke Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Kamis, 24 Agustus 2023. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes atas matinya penanganan pencemaran sungai.

Sebelumnya, mereka juga melakukan aksi tabur bunga di Kali Cilemahabang Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Setelah itu, mereka mengambil sampel air sungai sebanyak tiga jerigen lalu dinaikkan ke keranda jenazah.

Air sungai yang tercemar itu lantas dibawa ke kantor DLH di Pusat Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi, di Cikarang Pusat.

Yati (26), salah seorang warga mengaku bingung dan mulai pesimistis sungai yang berada di sekitar rumahnya itu bakal bersih seperti semula. Pasalnya, pencemaran yang terjadi di Kali Cilemahabang ini sudah bertahun-tahun terjadi.

Baca Juga: Dampak El Nino Meluas, 13 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Alami Kekeringan

Meski beberapa kali dikunjungi oleh sejumlah perwakilan pejabat, pencemaran tetap tidak kunjung berhenti. “Ya udah lama banget ini kayak gini. Pengennya mah bening lagi lah biar bersih lagi biar bisa buat mandi warga pada senang jangan warna item gini,” kata warga Cikarang Utara ini.

Perempuan yang sejak kecil tinggal di Cikarang ini mengaku, Kali Cilemahabang awalnya bening. Namun setelah banyak pabrik, air sungai mulai menghitam dan tidak jarang mengeluarkan bau tak sedap.

Ironisnya, meski tercemar, Kali Cilemahabang tetap digunakan warga untuk mandi, mencuci pakaian dan piring. Yati mengaku, dirinya beserta keluarga kerap diserang gatal karena menggunakan air sungai. Akan tetapi dirinya tidak memiliki pilihan lain.

Tidak banyak warga di sekitar sungai yang memiliki sumur bor sehingga hanya mengandalkan air sungai yang tercemar untuk kebutuhan sehari-hari.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat