kievskiy.org

Total 10 Bangkai Satwa Langka Ditemukan di Pesisir Cilacap, Kali Ini Spesies Paling Terancam Punah

Kembali ditemukan  bangkai, kali ini Penyu Belimbing  Dermochelis Coriaceae  spesies paling terancam punah, yang bisa tumbuh besar bak raksasa.  Penyu ini ditemukan terdampar di Pantai Glempang Pasir Adipala Cilacap, Jawa Tengah.
Kembali ditemukan bangkai, kali ini Penyu Belimbing Dermochelis Coriaceae spesies paling terancam punah, yang bisa tumbuh besar bak raksasa. Penyu ini ditemukan terdampar di Pantai Glempang Pasir Adipala Cilacap, Jawa Tengah. /Pikiran-rakyat.com/Eviyanti

PIKIRAN RAKYAT - Lagi, dua bangkai penyu ditemukan  di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Satu di antaranya adalah Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) juga ditemukan terdampar di Pantai Glempang Pasir Adipala.

Sejak Juli-Agustus sudah 10 ekor satwa liar yang dilindungi ditemukan sudah menjadi bangkai.

Baca Juga: 10 Fakta Baru Para Oknum TNI AD Serang Mapolsek Ciracas: Pemecatan, Ganti Rugi, hingga Ucapan Maaf

Dua ekor diantaranya adalah penyu belimbing, merupakan jenis penyu klaster pertama yang terancam punah.

Koordinator Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan mengatakan, penyu tersebut berukuran panjang 120 cm lebar 90 cm.

Merupakan spesies penyu paling besar diantara satwa jenis yang sama. Ditemukan oleh warga pada Minggu, 30 Agustus 2020, sekitar pukul 08.30 WIB sudah dalam dalam kondisi mulai membusuk.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Picu Krisis Darah, Donor Darah Anjlok 50 Persen Selama Wabah

“Penyu Belimbing ini habitatnya ada di sekitar Maluku dan Papua, sampai ke Cilacap diperkirakan karena penyu ini sedang  migrasi untuk pendaratan atau musim bertelur. Kemungkinannya mati di laut kemudian bangkainya terdampak sampai di Pantai Pasir,” katanya.

Karena sudah mulai membusuk, penyu tersebut dikuburkan oleh pengawas perikanan di bantu warga sekitar di pantai Glempang Pasir. Temuan penyu belimbing yang mati merupakan yang kedua, sebelumnya ditemukan di Pantai Jetis Nusawungu,  ukurannya lebih besar dengan diameternya mencapai 2 meter.

Jumawan prihatin dengan banyaknya penyu yang mati khususnya jenis belimbing, bisa hidup selama ratusan tahun dan dengan ukuran yang sangat besar. "Ini jenis paling dilindungi, jumlahnya semakin sedikit dan nyaris punah, dari segi populasinya sudah warning," terangnya.

Baca Juga: Cita Citata Dekat Lagi dengan Jordi Onsu Usai Batal Nikah, Adik Ruben Onsu: Doakan Saja yang Terbaik

Pada hari yang sama di Teluk Penyu Kecamatan Cilacap Selatan  juga ditemukan jenis penyu Lekang di Teluk Penyu pada Minggu dalam keadaan sudah mati, diduga belum lama mati sebab bangkainya masih segar.

Masyarakat Mitra Polhut Nusakambangan Cilacap Tarmuji mengatakan jika penemuan penyu Lekang di Teluk Penyu merupakan yang ke dua kalinya, selama  Agustus.

“Berdasarkan laporan dari masyarakat dan setelah berkoordinasi dengan BKSDA Resort Konservasi Wilayah Cilacap kami tindaklanjuti dengan melakukan evakuasi dan penguburan bangkai penyu tersebut,” terangnya.

Baca Juga: Ribuan Gugatan Cerai Masuk ke Pengadilan Agama Soreang, Bupati Bandung Minta Ulama Berperan Aktif

Hingga kini kematian satwa langka masih misterius namun diduga karena faktor alam. Juli hingga September merupakan jadwal migrasi penyu, diduga  mengalami kelelahan akibat ombak besar yang berlangsung di pesisir selatan.

Namun, melihat fenomena selama dua bulan jumlah bangkai yang ditemukan meningkat, bisa disebabkan karena gelombang tinggi yang sedang terjadi.

“Bisa karena gelombang tinggi bisa jadi kemungkinan besar, atau ada pencemaran juga bisa jadi,” katanya beberapa saat lalu.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Masker untuk Hilangkan Mata Panda dengan Cepat, dari Laneige hingga Etude House

Temuan bangkai dua penyu di sepanjang pantai di Cilacap merupakan yang ke 10 sejak Juli-Agustus. Temuan pertama bangkai Penyu Lekang di Pantai Glempang Pasir Adipala pada awal Bulan Juli. Penemuan kedua dan ketiga berada di pantai Sodong Adipala, dan penyu yang ditemukan pun jenis Penyu Lekang.

Selanjutnya bangkai Penyu Belimbing di Pantai Jetis Nusawungu, dilanjutkan temuan bangkai penyu sisik di Pantai Teluk Penyu, Penyu Hijau di Pantai Kemiren pada 14 Agustus, dan Penyu Lekang di Sodong dan di Kemiren, dan kembali ditemukan di Pantai Pasir dan  Teluk Penyu.

Konservasi
Jumawan menambahkan, tekanan terhadap habitat penyu sudah luar biasa,  kerusakan dan alih fungsi lahan pesisir akibat pertumbuhan penduduk.

Oleh karena dia dan kelompok pecinta punya berupaya keras untuk menyelamatkan dari kepunahan dengan cara menetaskan telur penyu yang ditinggalkan induknya di pantai.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan lepasliarkan tukik agar suatu saat nanti tukik yang sudah dewasa datang kembali  ke kampung halamannya. "Kami akan lepasliarkan pada 11 September berbarengan dengan acara sedekah laut," tambahnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat