kievskiy.org

Produksi Sampah di Kota Sukabumi Capai 180 Ton per Hari, Didominasi Sampah Makanan dan Rumah Tangga

Ilustrasi sampah.
Ilustrasi sampah. /Freepik Freepik

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, mencatat produksi sampah saat ini per harinya mencapai 180 ton. Dari jumlah tersebut, sekira 60 persen di antaranya adalah jenis sampah makanan dan sampah rumah tangga. Seluruh sampah tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikundul Kecamatan Lembursitu, yang saat ini kondisinya juga sudah overload. Sampah tersebut diproduksi oleh sekira 362.000 masyarakat Kota Sukabumi, mulai dari bayi hingga orang dewasa.

Kepala DLH Kota Sukabumi, Asep Irawan menjelaskan, upaya preventif perlu dilakukan. Salah satunya melakukan pemilahan sampah oleh masyarakat sebelum dibuang ke TPA. Apalagi, jumlah 180 ton sampah tersebut belum termasuk sampah-sampah yang sering dibuang ke sungai atau yang dibuang sembarangan di jalan, bukan di bak sampah yang sudah disediakan.

"Sekitar 60 persen di antaranya sampah makanan dan sampah rumah tangga. Sementara, kondisi TPA Cikundul saat ini sudah overload dan berbagai upaya dilaksanakan dengan komunitas untuk menghadapinya. Termasuk mengurangi sampah makanan yang jumlahnya cukup banyak," kata Asep kepada wartawan.

Kendati demikian, sambung Asep, Pemerintah Kota Sukabumi juga menaruh harapan pada TPA baru yang dibiayai APBN dan kini sedang dibangun berdekatan dengan TPA Cikundul. TPA tersebut saat ini tengah dibangun oleh pemerintah pusat dan usianya bisa bertahan dua tahun ke depan. "Namun, selama dua tahun ini harus ada solusi berikutnya apa yang akan dilakukan karena sampah terus bertambah," ujarnya membeberkan.

Baca Juga: Pengelolaan Dana Bantuan Hukum 85 Kades Tuak Polemik di Kabupaten Sukabumi, BPHN Bakal Blacklist

Menurutnya, salah satu pola pengelolaan sampah yang bisa menjadi solusi adalah dengan pembuatan Tempat Pengelolaan Sampah-Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Jika biasanya TPS3R dibuat berbasis kecamatan atau kelurahan, kini bisa lebih sporadis dengan TPS3R berbasis RW.

“Semakin banyak TPS3R semakin bagus. Karena selain menjaga lingkungan sekitar, juga pola pemilahan sampah di masyarakat akan membawa nilai ekonomis. Sampah bisa jadi uang. Dari data yang kita catat, jumlah TPS3R di Kota Sukabumi yang skala besar jumlahnya ada 13. Tapi yang cukup konsisten beroperasi ada 5,” ucapnya.

Masih kata Asep Irawan, DLH Kota Sukabumi juga menggalakkan aksi bersih-bersih sebagai salah satu upaya untuk pemicu bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kebersihan. Ia menambahkan, pada tahun ini ada sekitar 300 orang dari 33 komunitas dan sekolah yang mengikuti aksi bersih-bersih. Selain itu ada karnaval edukasi iklim dan edukasi kepada masyarakat.

"Belum lama ini kami bersama para relawan melakukan aksi bersih-bersih Jalan Ir Djuanda dan dilanjutkan ke Jalan R Syamsudin, dan Jalan Ahmad Yani. Harapannya dengan banyak anak muda terlibat meningkatkan kepedulian warga bahwa lingkungan harus dijaga,” ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat