PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten Bekasi mengeklaim angka kemiskinan ekstrem menurun signifikan. Dari semula sekira 3.500 jiwa pada akhir tahun lalu, kini hanya mencapai 1.154 jiwa di triwulan akhir tahun ini.
Meski begitu, masih terdapat sejumlah persoalan mendasar yang belum terselesaikan di antaranya pembangunan infrastruktur yang tidak merata dan realisasi sejumlah program pemerintah daerah dinilai lamban.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, penurunan angka kemiskinan ekstrem merupakan buah dari kerja keras seluruh perangkat daerah. Namun, masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
“Tentu ini merupakan bagian dari kerja keras seluruh perangkat daerah. Tapi pekerjaan masih banyak dan banyak persoalan yang masih harus dituntaskan,” kata Dani.
Baca Juga: Pemkab Bekasi Bakal Sulap Pemakaman Jadi Wisata Religi
Penurunan angka kemiskinan ekstrem ini menjadi satu dari sejumlah kabar baik yang diterima Kabupaten Bekasi. Sebelumnya, daerah berjuluk Kota Jawara ini berhasil menurunkan angka stunting sebesar dua persen. Prestasi ini pun membuat Pemkab Bekasi diganjar bonus finansial sebesar Rp5 miliar dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, Hasan Basri menuturkan untuk angka kemiskinan pada tahun 2023 ini telah mengalami penurunan yang signifikan. Hanya saja, penurunan itu tidak membuat daerah dengan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara itu bebas dari kemiskinan.
“Ada penurunan yang cukup signifikan dari semula sekitar 3.500 orang pada akhir 2022 lalu, sekarang catatannya 1.154 orang per November ini. Memang angkanya masih terus bergerak tapi sejauh ini penurunannya sudah menunjukkan tren yang positif,” ucap dia.
Menurut Hasan, penurunan angka kemiskinan ekstrem ini dihasilkan dari pendataan yang akurat. Dengan dasar itu, pemerintah daerah lantas menyalurkan berbagai program dengan akurasi tinggi.