kievskiy.org

Data Stunting di Ciamis Rancu, Bupati Herdiat Sunarya Sebut Jadi Penghambat

Ilustrasi stunting.
Ilustrasi stunting. /Pixabay/Rene Asmussen Pixabay/Rene Asmussen

PIKIRAN RAKYAT - Perbedaan data stunting menghambat penanganan percepatan penurunan prevalensi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis. Seluruh camat di tatar galuh Ciamis diminta melakukan pendataan ulang stunting.

“Saya minta seluruh camat melakukan pendataan stunting. Data ini sangat penting untuk mengambil kebijakanan penanganan kedepan. Saya ingin dalam kurun waktu satu bulan pendataan selesai,” kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat Gebyar Pencegahan Stunting Kabupaten Ciamis, di Gedung KH Irfan Hielmy, Kamis, 28 Desember 2023.

Dia menambahkan untuk menggugah semangat pendataan, Pemerintah Kabupaten Ciamis bakal memberikan anggaran sebesar Rp2 juta per kecamatan. Data per kecamatan tersebut menjadi dasar untuk mengambil langkah penanganan ke depan.

“Apabila datanya saja rancu, maka tidak ada yang bisa dipegang sebagai patokan. Ini harus segera diselesaikan,” tuturnya.

Baca Juga: Cak Imin: Orang Kami Ditawari Uang Besar agar Berhenti Dukung AMIN

Herdiat menyoroti rancunya data stunting di Kabupaten Ciamis hasil data dari Kementerian Kesehatan. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2023 prevalensi stunting tercatat 18,6 persen. Sementara hasil sensus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak 3,5 persen.

“Itu kan sangat rancu. Perbedaannya sangat jauh. Padahal data ini sangat penting, karena untuk menyelesaikan masalah harus berpegang pada data. Karut marut data juga sempat menghilangkan sejumlah penduduk,” ucap Herdiat.

Lebih lanjut dia mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan anak stunting. Di antaranya  karena akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Hal ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar.

Baca Juga: Diskon Tiket KAI untuk Liburan Tahun Baru 2024: Periode Pemesanan, Keberangkatan, dan Daftar Kereta

“Termasuk sanitasi, akses air bersih, kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan yang lain,” kata Herdiat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat