kievskiy.org

SDM dan Sarana-Prasarana Terbatas, BPBD Purwakarta Ingin Libatkan Warga Siap Siaga Bencana

Kepala BPBD Purwakarta sekaligus Sekretaris Daerah setempat, Norman Nugraha meninjau lokasi terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kamis, 25 April 2024. Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2024 jadi momentum evaluasi penanggulangan bencana.
Kepala BPBD Purwakarta sekaligus Sekretaris Daerah setempat, Norman Nugraha meninjau lokasi terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kamis, 25 April 2024. Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2024 jadi momentum evaluasi penanggulangan bencana. /Pikiran Rakyat/Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT - Kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana alam mendapat perhatian khusus dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta. Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2024 jadi momentum mengevaluasi koordinasi antarpihak, termasuk sumber daya manusia dan sarana-prasarana.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Purwakarta, Arif Abdurrahman mengakui SDM di instansinya masih terbatas. “Tujuh orang bukan jumlah yang ideal untuk menangani atau mengoordinasikan seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta,” katanya beberapa waktu lalu.

Tujuh orang petugas BPBD itu bertugas dalam satu sif atau giliran tugas. Dalam sehari, terdapat tiga sif atau tiga regu beranggotakan masing-masing tujuh orang yang bersiaga selama 24 jam untuk menanggapi laporan bencana alam di seluruh wilayah Purwakarta.

Ketujuh orang petugas itu nantinya akan berkoordinasi dengan seluruh instansi dan pemangku kebijakan terkait setelah mendapatkan laporan bencana dari warga. Oleh karena itu, peran mereka sangat penting dalam menentukan tindakan atau penanganan awal setelah kejadian.

“Dengan keterbatasan SDM, saya rasa kami masih mampu untuk mengoordinasikan ketika terjadi bencana di beberapa titik yang bersamaan di wilayah Kabupaten Purwakarta. Kemudian, dengan sarana-prasarana kita yang tentunya belum maksimal tetapi kami berusaha memaksimalkannya,” tutur Arif.

Sarana-prasarana yang dimaksud itu seperti kendaraan operasional roda empat dan sepeda motor. Termasuk juga peralatan penunjang di antaranya mesin pemotong kayu, cangkul, garpu, linggis, mesin bor, hingga alat-alat keselamatan untuk mengevakuasi korban di lokasi bencana.

Penanganan bencana alam memerlukan dukungan dari pihak lain termasuk masyarakat sehingga pemerintah daerah setempat mengeluarkan surat imbauan. Surat yang ditandatangani Ketua BPBD Purwakarta sekaligus Sekretaris Daerah setempat ditujukan kepada seluruh camat dan kepala desa.

Isi surat edaran tersebut di antaranya menyiapkan nomor pusat panggilan (call center) di seluruh desa dan kecamatan. Selain itu, seluruh perangkat pemerintahan di wilayahnya juga diharapkan untuk mengeluarkan peringatan dini bencana alam.

Peran Masyarakat

Arif mencontohkan peran masyarakat di antaranya menjaga lingkungan dengan melakukan kerja bakti membersihkan sampah di sungai atau saluran air untuk mencegah banjir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat