PIKIRAN RAKYAT - Bencana pergerakan tanah, yang terjadi di Kampung Jatisari, Desa Bojongpicung, Kabupaten Cianjur membuat puluhan rumah rusak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur akhirnya menetapkan status tanggap darurat bencana (TDB) akibat pergerakan tanah yang melanda dua kampung tersebut.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sukmana Wijaya mengatakan bahwa penetapan status TBD tersebut dikarenakan banyaknya rumah yang terdampak dan adanya para pengungsi.
"Hingga saat ini rumah yang terdampak totalnya 61 rumah ditambah 2 masjid. Total keluarga yang mengungsi ada 67 keluarga. Mereka mengungsi di rumah kerabatnya dan tidak ada pengungsian khusus, namun karena ada yang mengungsi kita tetapkan status tanggap darurat," kata Asep pada Kamis 2 Mei 2024.
Asep menuturkan, status tanggap darurat itu berlaku selama 14 hari. Namun jika pergerakan tanah masih terus terjadi status tanggap darurat diperpanjang.
"Kita lihat situasi di lokasi. Apakah masih ada pergerakan tanah atau tidak. Kita juga buat pos pantau untuk mengukur retakan setiap harinya," ucapnya.
Wacana relokasi
Selain itu, BPBD Kabupaten Cianjur masih menunggu kajian dari berbagai pihak untuk memastikan apakah pemukiman tersebut harus direlokasi atau tidak.
"Kita masih tunggu kajian, apakah harus direlokasi atau masih bisa dijadikan tempat tinggal lokasi tersebut. Kalau memang harus relokasi kita akan segera cari lahan pengganti untuk pemukiman penduduk yang aman," katanya.
Untuk itu, Asep juga meminta kepada warga agar kembali menanam pepohonan berakar kuat untuk mencegah terjadinya pergerakan tanah. Pasalnya bencana pergerakan tanah tersebut terjadi diduga disebabkan alih fungsi lahan untuk perkebunan pisang.
"Di sana ada alih fungsi lahan, asalnya hutan jadi lahan pertanian pisang. Makanya kita minta untuk ada pohon besar dan berakar kuat juga," katanya.