kievskiy.org

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat: Sejarah, Tokoh, dan Jam Operasional

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat /Bandung.go.id

PIKIRAN RAKYAT - Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau yang kerap disebut "Monju," adalah monumen yang didirikan untuk menghormati perjuangan rakyat Jawa Barat dalam melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Monumen ini terletak di Jalan Dipatiukur No. 48, Kota Bandung, dan diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1995 oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, Raden Nana Nuriana. 

Monumen yang dibangun dengan desain yang menggabungkan simbol bambu runcing dan arsitektur modern, dan berdiri di atas lahan seluas sekitar 72.040 meter persegi dengan bangunan utama seluas 2.143 meter persegi.

Monju memiliki tujuh diorama yang menggambarkan deretan peristiwa penting dalam sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat, mulai dari perlawanan Sultan Agung Tirtayasa melawan Belanda pada tahun 1658 hingga Operasi Pagar Betis pada tahun 1962. Selain diorama, terdapat juga relief yang menggambarkan kisah perjuangan dari masa kerajaan hingga era mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan Belanda, Inggris, bahkan Jepang.

Saat ini, monumen tersebut dilengkapi dengan ruang audiovisual, perpustakaan, halaman yang luas, mushala, dan fasilitas lainnya yang menunjang kenyamanan pengunjung.

Tokoh Sejarah

Salah satu tokoh sejarah yang erat kaitannya dengan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat adalah Sultan Agung Tirtayasa. Ia memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda, serta para pahlawan dalam peristiwa Bandung Lautan Api dan Long March Siliwangi.

Sebab, perjuangan rakyat Jawa Barat bukan sekadar upaya melawan penjajah, tetapi juga mempertahankan kemerdekaan, serta partisipasi dalam pembangunan nasional.

Kondisi Terkini

Saat ini, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat berada dalam kondisi yang lebih baik setelah mendapatkan revitalisasi pada tahun 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Revitalisasi yang dilakukan mencakup peningkatan koleksi, tata pamer, ruang audiovisual, dan perbaikan beberapa bagian bangunan yang rusak. Monumen ini terus berfungsi sebagai tempat edukasi, informasi, dan rekreasi untuk masyarakat, sekaligus menjadi saksi bisu sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat