kievskiy.org

Sampah Plastik Bisa Disulap Jadi Tas Kekinian, Alternatif Mengolah Limbah

Tas dari olahan plastik.
Tas dari olahan plastik. /Dok. pribadi Enung Susanah

PIKIRAN RAKYAT - Timbunan sampah plastik menjadi permasalahan bagi Kota Cimahi. Selain sulit diurai, produksi sampah plastik juga cukup tinggi sehingga perlu dikelola lebih baik.

Dengan kreatifitas tinggi, Enung Susanah (52) memilih mengolah sampah plastik menjadi produk berguna. Hal itu sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap lingkungan, sekaligus memberdayakan masyarakat.

"Saya mencoba berinovasi merubah limbah plastik menjadi kerajinan. Yang saya buat produk aneka rupa tas seperti tas ransel, tas laptop, goodybag, totebag, pouch dan lainnya," ujarnya, Selasa 2 Juli 2024.

Pengelolaan sampah plastik dilakukannya sejak 2013. Awalnya dia mendirikan Botram (Buat Orang Trampil) sebagai inovasi pada monitoring evaluasi di beberapa program Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi. Pada tahun 2015, Susan menjadi fasilitator Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 sampai tahun 2020.

Baca Juga: 3 Juli Hari Tanpa Kantong Plastik, Implementasi di Kota Bandung Bagaimana?

Botram kemudian berkembang menjadi Sasbotram sebagai brand produk berbasis sampah plastik sejak tahun 2018.

Sampah non organik yang dimanfaatkan sebagai bahan baku tas yaitu berupa kemasan sachet, seperti bekas bungkus kopi, mie instan, dan biskuit. Biasanya sampah jenis tersebut kerap diabaikan dan termasuk jenis sampah residu.

"Sesuai tujuan utama kami untuk mereduksi sampah. Kami ingin memperpanjang usia penggunaan plastik sebelum menuju tempat pembuangan akhir dengan cara mengolah sampah plastik menjadi produk yang dapat digunakan kembali," ujarnya.

Menurut dia, sifat plastik yang kuat, ringan, dan mudah diolah menjadi bahan baku yang banyak dipakai. Tapi, dengan kelebihan tersebut plastik menjadi material yang sulit diurai dan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat