kievskiy.org

Nabi Muhammad SAW Peringatkan Umat Muslim Tak Abaikan Bulan Syaban, Simak Alasannya

Ilustrasi bulan sabyan.
Ilustrasi bulan sabyan. /Pixabay/xegxef Pixabay/xegxef

PIKIRAN RAKYAT -  Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah yang dimuliakan oleh Nabi Muhammad SAW. 

Banyak sekali amalan yang mendatangkan pahala dan keberkahan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap umat muslim pada bulan ini.

Meski begitu, bulan yang berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan ini menjadikan banyak orang yang lalai dalam melaksanakan ibadah. 
 
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
 
 
 “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan” (HR An-Nasai no. 2357, dihasankan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai).
 
Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya agar jangan melalaikan Syaban sekaligus memberi contoh bagaimana seharusnya Muslim yang baik di bulan Syaban.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, berikut penjelasannya.

 
Bulan syaban diapit oleh dua bulan yang termasuk ke dalam bulan yang mulia, yakni Rajab dan Ramadhan.
 
Mungkin banyak orang yang merasa sudah cukup berbuat baik saat bulan Rajab, Sehingga hanya fokus untuk berbuat banyak kebaikan lagi di Ramadhan. 
 
Oleh karena itu, Rasulullah SAW langsung memberikan contoh yang baik dalam menyikapi bulan Syaban. 
 
 
Dalam kesaksian Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi Muhammad SAW banyak melakukan puasa saat memasuki Syaban.

Memperbanyak puasa di bulan Syaban tersebut dilakukan sebagai bagian dari pemanasan atau pembiasaan menjelang Ramadhan. 

 
Bulan Syaban penuh dengan ujian dan cobaan yang harus dimanfaatkan dengan memperbanyak amalan shalih pada bulan ini. 
 
Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. 
 
Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. 
 
Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Dalam riwayat lain Aisyah berkata:

كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat