kievskiy.org

Teks Ceramah Ramadhan 2022: Wajah Kreatif Islam di Media Sosial

Teks Ceramah Ramadhan 2022, wajah kreatif Islam di media sosial.
Teks Ceramah Ramadhan 2022, wajah kreatif Islam di media sosial. /Pexels/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Media sosial menjadi salah satu media dakwah untuk menyampaikan hikmah dan nasihat baik. Aneka fitur di media sosial dapat dimanfaatkan untuk berbagi pesan-pesan kebaikan dan kedamaian yang disuarakan oleh Islam. Termasuk di antaranya adalah pesan-pesan yang berkaitan dengan filosofi dan ibadah di bulan Ramadhan ini.

Misalnya, pesan mengenai sepuluh hari terakhir Ramadhan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah. Pesan-pesan tersebut disampaikan dengan konsep konten yang berbeda-beda. Ada yang menyampaikan dengan cara formal dan menyajikan hadits atau ayat lalu disertai penjelasan. Ada juga pesan tersebut disampaikan dengan cara membuat tampilan grafis yang menggunakan palet warna yang disukai anak-anak muda. Ada juga yang membuat meme kritis dan menggelitik mengenai kebiasaan 10 hari terakhir Ramadhan masyarakat Indonesia.

Pemanfaatan media sosial untuk dakwah seperti itu menjadi alternatif untuk kegiatan dakwah yang biasa disampaikan di kajian-kajian masjid atau sekolah agama. Apalagi, jika mengingat pengguna media sosial di Indonesia, menurut laporan We Are Social, mencapai 191 juta orang di tahun 2022 ini. Instagram dan Facebook masih menjadi favorit yang disusul TikTok dan Telegram. Gen Z memenuhi ruang-ruang di media sosial seperti Instagram dan Tik-Tok. Karakteristik Gen Z yang gemar mengulik teknologi (tech-savvy) sangat cocok dengan Instagram dan TikTok yang memberi mereka ruang untuk mengulik dan berkreasi.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2022, Pentingnya Menjaga Lisan dalam Ajaran Islam

Konten-konten keislaman pun dibuat untuk bisa diterima Gen Z, baik dari segi tampilan atau pengemasan pesan. Secara tampilan dipilihlah palet warna pastel atau warna-warna yang disukai anak muda. Tampilan huruf pun disesuaikan dengan font yang biasa digunakan tidak dalam konteks formal. Ada juga yang membuat ilustrasi dan karikatur. Tampilan-tampilan yang membuat para pengguna media sosial yang sedang berselancar akan tertarik.

Tampilan yang penuh kreasi itu tetap memiliki pesan yang disampaikan bernas dan tanggap zaman (sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari yang ditemui). Misalnya, topik-topik tentang bersyukur, kegalauan, fokus pada sesuatu, kompetisi, dan kolaborasi dipilih karena hal itu menjadi bagian dari Gen Z sekarang. Selain itu, ada juga konten yang mengajak untuk mengingat Allah dengan pengemasan bahasa yang subtil tetapi tidak menggurui, seperti “daripada pusing mikirin apa yang orang lain lakukan, fokuslah ke cara kita merespons dan ingat Allah lihat respons kita”.

Dari konten-konten keislaman seperti itu, Islam menjadi lebih hadir di tengah-tengah kehidupan. Islam tidak hanya menjadi seperangkat aturan. Islam terasa lebih hadir, lebih akrab, dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan diri dan sosial. Bukankah memang begitu wajah Islam yang sesungguhnya? Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam adalah rahmat untuk alam semesta.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2022: Mutiara Ramadhan untuk Buah Hati

Konten-konten kritis yang menggelitik sisi keimanan kita sebagai orang beragama, misalnya meme atau karikatur realis yang menunjukkan mal yang penuh di sepuluh hari terakhir dan kalimat Lailatul Qadar yang mengucapkan selamat tinggal. Sebuah sentilan yang cukup peureus (perih) tetapi jadi sebuah i’tibar. Alih-alih merasa diceramahi, melihat konten seperti itu perasaan malu yang muncul.

Nún walqolami wa ma yashturun ‘demi pena dan segala yang dituliskan’ dalam surat Al-Qalam mengisyaratkan kegiatan menulis. Huruf Nún dalam kajian linguistik Arab adalah pengkhususan bagi yang berakal. Al-Qur’an juga mengisyaratkan dalam surat Ar-Rahman ayat 4 allamahul bayan ‘mengajarnya pandai berbicara’ sebagai isyarat bahwa kemampuan berpikir kritis telah ditanamkan pada diri manusia. Lidah tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari alat artikulasi yang mengeluarkan bunyi bahasa untuk berkomunikasi, tetapi dalam Islam berkaitan dengan hati untuk mengukur baik dan buruk dari seseorang. Hadits yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ibn Majah mengatakan manusia banyak tergelincir ke neraka yang diakibatkan lidah mereka.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2022: Membantu Orang untuk Berubah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat