kievskiy.org

'Berbukalah dengan yang Manis' Bukan Hadis, Tapi Serupa dengan Cara Buka Puasa Rasulullah SAW

Ilustrasi minuman manis.
Ilustrasi minuman manis. /Pixabay/bridgesward

PIKIRAN RAKYAT - 'Berbukalah dengan yang manis' kerap terdengar ketika memasuki Ramadhan. Kalimat sederhana itu seakan sudah menjadi tradisi, bahkan sampai dibuat parodi oleh para kreator konten di media sosial.

Tidak sedikit pula yang menganggap anjuran tersebut berasal dari hadis Nabi Muhammad SAW. Padahal, kalimat itu pertama kali diperkenalkan oleh salah satu brand teh botol ternama melalui iklan pada 2005:

"Sucikan hati, teguhkan niat, Menahan amarah, lapar, dahaga. Teguk manisnya saat berbuka, berbukalah dengan yang manis!".

Lagu tersebut tercatat pertama kali mengudara pada Ramadan 1426 H, tepatnya bulan puasa 2005. Karena sukses menjadi ikon Ramadhan pada masa itu, petikan lirik lagu tersebut masih dipakai pada tahun berikutnya.

Pendiri M Bloc Group, Handoko Hendroyono merupakan sosok kreatif di belakang pembuatan lagu dan tagline tersebut. Proyek jingle Ramadhan itu dibuat bersama tim yang digawangi Aldo Varez.

Tak Ada Hadis yang Menganjurkan Itu

Anjuran buka puasa dengan yang manis nyatanya memang tak pernah ada dalam riwayat mana pun. Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri menjelaskan bahwa istilah tadi nyatanya memang bukan hadis maupun sunnah Nabi Muhammad SAW.

Dia menuturkan, tak ada satu pun hadis yang menyebut konsumsi makanan dan minuman manis untuk buka puasa. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW menganjurkan buka puasa dengan dengan kurma basah.

Sedangkan kurma basah yang dimaksud dalam hadis, dapat diartikan sebagai buah-buahan apa saja yang tumbuh di daerah masing-masing. Dengan demikian, anjuran saat berbuka puasa lebih dikhususkan untuk mengonsumsi buah-buahan manis, bukan olahan manis yang artifisial seperti sirup dan sejenisnya.

Manfaat Berbuka dengan yang Manis

Berbuka dengan yang manis diyakini dapat mengembalikan energi yang terkuras setelah seharian bekerja dalam kondisi puasa tanpa mendapatkan supply nutrisi, yang berdampak pada keadaan lemas, lelah dan ngantuk.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat