kievskiy.org

Menimbang Risiko Sekolah Tatap Muka Saat Level PPKM Turun

Guru memberikan penjelasan tentang pelajaran yang ada di buku kepada muridnya di SDN 1 Lateng, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu 1 September 2021.
Guru memberikan penjelasan tentang pelajaran yang ada di buku kepada muridnya di SDN 1 Lateng, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu 1 September 2021. /Antara/Budi Candra Setya

PIKIRAN RAKYAT - Sekolah tatap muka direncanakan dibuka kembali di beberapa wilayah di Pulau Jawa khususnya Jakarta karena level penyebaran Covid-19 di Jakarta sudah turun ke level 3.

Pelakasanaan sekolah tatap muka dilakukan satuan pendidikan untuk sekolah dasar, menengah, dan universitas.

Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah dilaksanakan selama kurun waktu hampir 2 tahun memiliki dampak terhadap efektivitas belajar ketika penyampaian materi tidak secara 100 persen.

Para orangtua dikagetkan dengan tugas-tugas yang diberikan para guru. Selain itu, kendala sinyal juga menjadi salah satu kendala para siswa tidak dapat mengikuti mata pelajaran.

Baca Juga: Sanksi Pimpinan KPK Lili Pintauli, Etika dan Hukum Jangan Disamakan

Dampak lainnya yang ditimbulkan adalah terganggunya mental para siswa karena kurangnya hubungan sosial antarteman.

Selama PJJ, banyak dampak yang ditimbulkan. Namun, hal itu perlu dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

Hal itu terbukti pada Juli 2021 yang menjadi bulan dengan kasus tertinggi di Indonesia. berdasarkan data WHO Juli 2021, kasus terkonfirmasi menyentuh 350.000 sedangkan kasus kematian sampai 12.000.

Pemerintah memutuskan memberlakukan PPKM yang ketat untuk Jawa dan Bali. Hal ini dilakukan karena Jawa memiliki tingkat penduduk yang padat dan memiliki mobilitas tinggi. PPKM yang dilakukan sampai Agustus 2021 membuat sejumlah daerah menurunkan level PPKM ke level 3 yang sebelumnya berada di level tertinggi, yaitu level 4.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat