Topan rumah tangga itu bertiup ribut di Anggut Atas, Bengkulu, ketika Bung Karno diasingkan di sana.
Keluarga Bung Karno-Inggit Garnasih bersama dua putrinya, Ratna Djuami dan Kartika, tinggal di rumah pengasingan yang sekarang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Anggut Atas, Ratu Samban, Bengkulu.
Di sanalah Ratna Djuami (Omi) bersahabat dengan Fatmawati, yang umurnya lebih muda setahun.
Keduanya memasuki Sekolah Rumah Tangga, sekolah tertinggi di Bengkulu. Fatmawati berasal dari Curup, sekira 80 km dari Bengkulu sehingga ia mencari rumah tinggal.
Fatmawati kemudian menjadi bagian dari keluarga itu, dia menjadi anak angkat pasangan Bung Karno-Inggit Garnasih.
Angin ribut berawal dari sini. Bung Karno tertarik kepada Fatmawati, putri angkatnya sendiri.
Bukan hanya mendengar dari desas-desus tetangga, Inggit Garnasih bersama gadis kecil, Kartika, menyaksikannya dari kejauhan, suaminya sedang bersama Fatmawati.
Selama di sana, pusaran badai sudah melanda, tetapi perasaan kecewa itu ditekannya sampai titik terendah.
Ratna Djuami berkata kepada ibunya seperti ditulis Ramadhan KH dalam romannya, Kuantar ke Gerbang Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno.