kievskiy.org

Hoaks, Halusinogen, dan Jimat Layang Jamus Kalimusada

Dawala/DOK. PR
Dawala/DOK. PR

KABAR bohong atau hoaks bisa menerkam siapa saja. Lalu, apa jadinya jika pemimpin termakan berita bohong atau terpedaya data abal-abal?

Pemimpin yang termakan kabar bohong atau terpedaya data abal-abal lalu menyebarkannya kepada warga tak ubahnya seseorang yang menyuntikan halusinogen.

Penerimanya akan dimabuk kesenangan palsu dan berhalusinasi tentang berbagai ragam kebahagiaan.  

Menyerukan perang terhadap hoaks sambil membiarkan operator data abal-abal menyebar virus dari dalam tak ubahnya orang yang meneriakan toleransi sambil merusak tempat ibadah.

Kekacauan sistem informasi seperti ini akan memancing turbulensi politik dan memorak-porandakan sikap saling percaya antarwarga, sebuah sikap yang menjadi pilar penting demokrasi. 

Hoaks Jimat Layang Jamus Kalimusada

Turbulensi politik akibat terjangan hoaks pernah terjadi di Amarta. Arjuna yang tengah dipusingkan oleh raibnya Jimat Layang Jamus Kalimusada, yang merupakan lambang kebesaran negara, menerima laporan bahwa pusaka kerajaan tersebut telah dicuri keluarga Lurah Semar Badranaya.

Sang pelapor, Guru Dorna, adalah mentor politik Arjuna sekaligus orang paling berpengaruh dan sangat dihormati.

Kesilauannya pada sang Guru membuat Arjuna nanar. Tak heran, Putra Panengah Pandawa tersebut menerima informasi tanpa kecurigaan sedikit pun.

Tidak mengecek ulang atau melakukan konfirmasi, dia langsung menginterogasi keluarga Semar Badranya bahkan membunuh Dawala.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat