kievskiy.org

Masyarakat Punya Andil Besar untuk Cegah Seseorang Mengakhiri Hidup

Ilustrasi jenazah.
Ilustrasi jenazah. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Motif seseorang untuk melakukan bunuh diri bisa sangat beragam dan kompleks. Sejumlah faktor umum yang menjadi pendorong antara lain gangguan mental, tekanan emosional seperti putus asa, rasa bersalah, kesepian, dan perasaan tidak berharga.

Masalah pribadi bisa juga menjadi pemicu misalnya penyakit fisik yang kronis dan menahun, konflik dalam hubungan, perceraian, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah keluarga bisa menjadi pemicu. Ada juga akibat penggunaan narkoba, pengalaman traumatis, dan isolasi sosial. Juga masalah keuangan akibat terjerat utang atau perjudian, dan kehilangan pekerjaan.

Belakangan sejumlah kasus bunuh diri (atau membunuh orang terdekat) dikabarkan terjadi terkait jebakan utang atau perjudian (online). Beberapa faktor pinjaman yang berkontribusi pada situasi ini adalah seringkali memiliki bunga yang sangat tinggi dan akumulasi denda yang besar jika pembayaran terlambat, yang bisa menyebabkan utang bertambah dengan cepat.

Faktor lainnya metode penagihan yang agresif dan tidak etis, termasuk ancaman, intimidasi, dan pelecehan, yang menyebabkan stres dan tekanan psikologis yang parah pada peminjam. Sementara judi menyebabkan kerugian material serta kecanduan yang mengganggu akal sehat. Hal-hal tersebut mendorong ke arah depresi dan perasaan putus asa.

Cara orang melakukan bunuh diri bervariasi, di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Eropa penggunaan senjata api adalah metode bunuh diri yang paling umum karena ketersediaannya yang luas. Lainnya mengonsumsi obat dengan dosis berlebihan, meminum zat beracun, melompat dari ketinggian, menenggelamkan diri, menghirup gas karbon monoksida, pelukaan diri sendiri dengan benda tajam, atau menabrakkan diri. Gantung diri adalah cara yang umum di banyak negara karena ketersediaan alat sederhana seperti tali atau benda lain yang dapat digunakan.

Pencegahan bunuh diri memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai strategi dan intervensi di tingkat individu, sistem sosial dalam komunitas, dan kebijakan. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan adalah pendekatan yang sangat mendasar.

Masyarakat perlu memahami tanda-tanda peringatan bunuh diri dan bagaimana memberikan bantuan pertama, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental misalnya konseling dan terapi, melatih lebih banyak profesional kesehatan dalam deteksi dini dan intervensi bunuh diri, membangun jejaring sosial untuk mitigasi bunuh diri, termasuk menyediakan hotline krisis.

Intervensi bisa juga dilakukan di sekolah dan tempat kerja. Misalnya, program pendidikan emosional, kesadaran dan kesehatan mental untuk mendeteksi dan mendukung siswa atau karyawan yang berisiko.

Jika kita menemukan seseorang mengalami pikiran untuk bunuh diri, penting untuk segera mengambil langkah-langkah taktis, antara lain mendorongnya agar berbicara dengan seseorang yang dipercayainya tentang apa yang dialami dan dirasakannya, hal ini dapat mengurangi beban dan membantunya menguatkan perasaan merasa didukung; menyadarkannya bahwa banyak orang telah melalui situasi serupa dan ada orang yang peduli terhadap dia; hindarkan orang tersebut dan amankan lingkungan sekitar dari benda-benda yang bisa digunakan untuk melukai diri, seperti obat-obatan, senjata tajam, atau bahan berbahaya lainnya; dorong untuk pergi ke tempat yang aman, dan mencari bantuan profesional; mengajaknya untuk tidak membuat keputusan mendadak saat dalam tekanan dan mengambil waktu sementara untuk berpikir dan mendapatkan bantuan; penting juga mengajaknya melakukan langkah-langkah kecil untuk merasa lebih baik dan rileks.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat