kievskiy.org

Bung Karno Tinggal di Keluarga Haji Sanusi dan Inggit Garnasih

PETA Lokasi Rumah Haji Sanusi-Inggit Garnasih, di Jalan Pasirkaliki, Bandung, bila diterapkan dalam kondisi Bandung saat ini.*/T BACHTIAR
PETA Lokasi Rumah Haji Sanusi-Inggit Garnasih, di Jalan Pasirkaliki, Bandung, bila diterapkan dalam kondisi Bandung saat ini.*/T BACHTIAR

PADA Juni 1921, Bung Karno yang lahir tanggal 6 Juni 1909, lulus dari HBS, Hoogere Burgerschool (Hogere Burgerschool). HBS adalah lembaga pendidikan menengah pada zaman Hindia-Belanda untuk orang-orang Belanda, Eropa, serta elite pribumi dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Lama waktu sekolahnya adalah lima tahun.

Pada 2 Juli 1921, Bung Karno yang berusia 20 tahun mulai kuliah di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS), sekarang ITB. Dia tinggal di rumah keluarga Haji Sanusi dan Inggit Garnasih di Jalan Pasirkaliki, Bandung.

Tinggalnya dia di rumah keluarga “Pasar Baru” terjadi atas pertimbangan HOS Tjokroaminoto sebagai pimpinan Sarekat Islam karena Haji Sanusi adalah anggota aktif Sarekat Islam.

Baru 2 bulan kuliah, pada 30 Agustus 1921, Bung Karno memutuskan kembali ke Surabaya karena HOS Tjokroaminoto, guru sekaligus mertuanya ditahan dengan tuduhan Sarekat Islam yang dipimpinnya terlibat menggerakkan pemberontakan berdarah di Garut dua tahun sebelumnya.

Selama setahun di Surabaya, Bung Karno berusaha mendapatkan penghasilan karena harus menggantikan posisi HOS Tjokroaminoto di keluarga itu.

Soekarno diterima bekerja sebagai kepala bagian personalia di Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch–Indië (SS en T), perusahaan kereta api Hindia-Belanda yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah Hindia-Belanda. Gajinya 165 gulden.

Sebanyak 110 gulden diserahkan kepada keluarga HOS Tjokroaminoto. Sisanya, 45 gulden menjadi uang saku Bung Karno sampai Tjokroaminoto dibebaskan April 1922.

Setelah beres dengan urusan keluarga HOS Tjokroaminoto di Surabaya, pada Juni 1922, bersama istri (gantungnya), Oetari, Bung Karno kembali ke Bandung guna melanjutkan kuliah di THS.

Percikan api cinta antara Bung Karno dengan Inggit Garnasih mulai timbul. Pada Desember 1922, Haji Sanusi bercerai dengan Inggit Garnasih.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat