kievskiy.org

Toponim yang Bersumber dari Nama Rotan

ROTAN digunakan sebagai bahan dasar produk kriya.*/ANTARA
ROTAN digunakan sebagai bahan dasar produk kriya.*/ANTARA

Di Jasinga dan sekitarnya, seperti yang ditulis Jonathan Rigg dalam A Dictionary of the Sunda (1862), tercatat beberapa nama hoé (rotan) seperti: hoé sampay, bubuay, séél/selang, pélah, bogo, leuleus/lilin, balukbuk, geureung, muka, cacing, kasur/korodok, simpang/sampan, kamurung, dan hoé walat.

Dari nama-nama rotan itu, yang menjadi nama geografi (toponim) di Jawa Barat dan sekitarnya adalah jenis rotan: bubuay (Curug Bubuay di Sukabumi dan Cibubuay di Cilacap), balukbuk (Pasir Balukbuk di Kabupaten Bandung Barat), geureung (Cigeureung di Tasikmalaya), korod (Cikorod di Purwakarta), serta leuleus (Cileuleus di Tasikmalaya).

Ada pula Muka (Muka di Cianjur), omas (Ciomas di Bogor dan Curug Omas di  Kabupaten Bandung Barat), pélah (Cipélah di Garut dan Kabupaten Bandung), simpang (Dagosimpang di Kota Bandung, sampang (Cisampang di Banten), walat (Gunung Walat di Sukabumi), dan séél (Ciséél di Ciamis).

Untuk nama geografi Gunung Kasur, ada dua kemungkinan sumber penamaan, pertama mengambil nama jenis hoé kasur, dan kedua, karena ada peninggalan arkeologis berupa batu yang lempar yang rata menyerupai kasur (dolmen).   

Secara umum, kondisi alam tatar Sunda berupa hutan hujan tropis, maka di dalamnya banyak sekali tumbuhan mulai dari lantai hutan, pohon raksasa yang menjulang, dan rotan yang menjulur panjang serta memanjat pohon-pohon di belantara.

Kawasan yang kini menjadi kota, pada mulanya masih berupa leuweung geledegan, rimba raya. Seperti di tengah Kota Cianjur, terdapat Kelurahan Muka, yang masuk ke dalam Kecamatan Cianjur.

Sudah dapat dipastikan, pada masa lalu masih berupa hutan hujan tropis. Di sana tumbuh beragam rotan. Satu yang paling banyak ditemukan adalah hoé muka, yang tumbuh dengan baik, bukan hanya di Jasinga, tapi juga tumbuh subur di kawasan yang kemudian dinamai Cianjur.

Demikian juga di Tasikmalaya, ada pusat pengrajin batik di Cigeureung. Pada masa lalu, masih berupa hutan belantara yang di dalamnya banyak tumbuh hoé geureung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat