kievskiy.org

Swasembada Kesehatan Membuka Ruang Politik untuk Kesehatan

Ilustrasi kesehatan mental.
Ilustrasi kesehatan mental. /Pixabay/mohamed Hassan

PIKIRAN RAKYAT - Tulisan ini bagian ketiga dari trilogi tentang Swasembada Kesehatan. Dua tulisan sudah tayang berjudul Rapuhnya Sistem Pertahanan Negara Bidang Kesehatan Indonesia dan Swasembada Kesehatan Jalan Baru Menuju Indonesia Sehat.

Dua tulisan tersebut menyoal rapuhnya sistem kesehatan dan Swasembada Kesehatan sebagai jalan baru pembangunan kesehatan.

Tulisan ketiga ini membahas apa hubungan Swasembada Kesehatan dengan kebijakan global atau politik. Lalu mengapa hal ini perlu dibahas?

Latar belakangnya bermula saat Indonesia resmi bergabung menjadi anggota World Health Organization (WHO) pada 23 Mei 1950. Kebijakan dan program kesehatan pemerintah Indonesia sejak saat itu selalu mengacu kepada kebijakan WHO.

Baca Juga: 5 Minuman yang Bisa Tingkatkan Kesehatan Hati

Pernah sekali hubungan Indonesia terganggu pada saat kasus flu burung tahun 2005. Pasalnya Indonesia tidak mau mengirim sample virus flu burung ke WHO.

Indonesia meminta WHO untuk menandatangani perjanjian tranfer material virus flu burung. Tetapi WHO tidak bersedia dan mengharap Indonesia mengirim sample tanpa syarat.

Penolakan Indonesia pada kasus flu burung sebenarnya tidak menggambarkan adanya kesadaran kolektif para pejabat eksekutif, legislatif maupun warga negara.

Kasus yang menggemparkan dunia itu dipicu oleh keberanian ibu Siti Fadila Supari selaku Menteri Kesehatan di tahun 2005. Pada saat itu Menkes berani menghadapi tekanan WHO kepada pemerintah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat