kievskiy.org

Inkonsistensi PSSI (Kisah Lama yang Terulang Kembali)

PSSI.*
PSSI.* /DOK. PIKIRAN RAKYAT

PIKIRAN RAKYAT - Satu hal yang identik dengan PSSI adalah sikap mereka yang tidak konsisten terkait banyak hal.

Paling terbaru adalah fakta bahwa keputusan terkait kelanjutan kompetisi akan dilanjutkan pada bulan September 2020, ternyata tidak mengacu kepada opsi yang mereka sebut dalam Surat Keputusan bulan Maret 2020 lalu.

Dalam surat tersebut, nasib kompetisi hanya ada dua pilihan, pertama akan dilanjutkan pada bulan Juli, seandainya kondisi nasional dinyatakan membaik oleh otoritas nasional.

Baca Juga: Soal Bahasan RUU Cipta Kerja, Andi Akmal: Judulnya Bagus tapi Isinya Banyak Memberi Ruang bagi Asing

Atau kompetisi akan dihentikan jika otoritas nasional tak merestui karena kondisi negeri masih belum membaik akibat wabah Covid-19.

Potensi inkonsistensi berikutnya justru berpotensi mematikan. Seperti kita ketahui bahwa PSSI telah membuat protokol pertandingan pasca wabah Covid-19.

Jika melihat muatan materinya maka diduga protokol dan SOP ini mengadopsi dari liga-liga yang terlebih dahulu memulai pertandingan di tengah wabah Covid-19, sebut saja Liga Korea dan Liga Jerman, berdasar kepada pengalaman maka sesungguhnya protokol-protokol tersebut nyaris mustahil akan bisa diimplementasikan dengan baik dan benar di Indonesia.

Baca Juga: Analisis Karakter Kekeyi, Pakar Mikro Ekspresi: Dia Tak Lugu Seperti yang Dicitrakan

Dalam penegakkan aturan maka sangat dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu: Substansi aturannya, Kelembagaannya, Kesadaran Hukum masyarakat.

Orang Indonesia hanya baik dalam membuat aturannya saja, terlebih jika tinggal meniru aturan yang sudah ada, maka bisa dijamin secara substansi aturannya akan sangat baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat