kievskiy.org

Virus Cacar Monyet: Akankah Menggantikan Status Covid sebagai Pandemi Darurat

Ilustrasi cacar monyet. Virus cacar monyet sempat menghilang dalam beberapa dekade, namun muncul lagi tahun 2017 dan mencuat kembali pada Mei 2019 di Singapore.
Ilustrasi cacar monyet. Virus cacar monyet sempat menghilang dalam beberapa dekade, namun muncul lagi tahun 2017 dan mencuat kembali pada Mei 2019 di Singapore. /Pixabay/geralt

PIKIRAN RAKYAT - Saat ini, terdapat 300 kasus virus cacar monyet yang terkonfirmasi dan terjadi di kawasan Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Cacar monyet merupakan endemi yang pertama kali terjadi di Afrika Tengah dan Afrika Barat, disebabkan oleh virus yang terdeteksi pertama kali pada monyet penangkaran tahun 1958 di Republik Demokratik Kongo.

Pada tahun 1970, manusia pertama kali terinfeksi cacar monyet di beberapa negara kawasan Afrika.

Meskipun, virus ini sempat menghilang dalam beberapa dekade, namun muncul lagi pada tahun 2017 dan mencuat kembali pada Mei 2019 di Singapore.

Baca Juga: Program Transformasi BUMN Erick Thohir Sukses Besar

Saat itu, seorang warga Nigeria berusia 28 tahun terinfeksi virus cacar monyet.

Hal ini dikarenakan pada tahun 2017 Nigeria merupakan negara yang mengalami cukup banyak virus cacar monyet. Sehingga, ini menjadi salah satu penyebab kembali mencuatnya virus cacar monyet di wilayah Asia.

Penyebaran virus ini berlangsung ketika seseorang melakukan kontak dengan orang yang telah terinfeksi, melalui kulit, saluran pernafasan, mata, hidung, hingga mulut.

Gejala awal dari virus cacar monyet adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri punggung. Bahkan, pasien yang terinfeksi akan mengalami ruam sampai berhari-hari yang terus menyebar ke kaki dan tangan, serta menyebabkan gatal.

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Alasan Arab Saudi Girang Drone AS Bunuh Pentolan Al Qaeda Zawahiri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat